Jenis-jenis keracunan :
a)
Keracunan makanan oleh bakteri
Bakteri
berkembang biak dengan membelah diri menjadi dua bagian atau disebut juga
mitosis. Pada temperatur 30°C hingga 41°C jumlahnya akan bertambah dua kali
lipat setiap 15 menit dan dalam 5 jam menjadi 1 juta.
Bakteri akan
berhenti berkembang biak pada temperatur di atas 74°C dan di bawah 4°C. Pada
temperatur dingin bakteri akan beristirahat. Bakteri patogen berkembang biak
pada suhu 37°C sama dengan suhu tubuh manusia. Bakteri ini dapat tertularkan
melalui\ makanan yang tersentuh oleh tangan kotor, lap kotor dan berdebu, meja
dan peralatan dapur yang kotor.
Bahan-bahan
makanan, seperti milk, butter, margarine yoghurt, cheese dapat disimpan pada
temperatur 4°C. Untuk telur disimpan pada temperatur –6°C hingga 7°C.
Buah-buahan dan sayur-sayuran disimpan pada temperatur 10°C. Daging disimpan
pada temperatur 5°C hingga 8°C. Seafood dapat disimpan pada temperatur 2°C hingga
5°C. Untuk ”danger zone” (zona bahaya) 37°C hingga 69°C di mana bakteri bisa
berkembang secara cepat dengan kelipatan dua.
b)
Keracunan makanan biologis
Berbagai
macam tanaman dan hewan mangandung racun (toksintoksin alami) yang bisa
menimbulkan keracunan jika dimakan di antaranya termasuk:
·
Jamur
Tanaman jamur yang mengandung toksin dari tampak luarnya mirip sekali
dengan jenis-jenis yang tidak mengandung toksin dan beracun, jika dimakan
mentah ataupun dimasak. Maka penting sekali agar membeli jamur hanya dari
sumber yang dapat diandalkan.
·
Kentang hijau
Ini mengandung solanin yang bisa menimbulkan sakit atau kematian, jika
dimakan dalam jumlah besar. Kentang yang hijau harus senantiasa dibuang.
·
Hidangan hasil laut
Beberapa bahan makanan hasil laut mangandung racun atau logam-logam berat
termasuk tiram, kerang, dan segolongan ikan. Oleh karena itu, penting sekali
bahwa penyediaan bahan makanan hasil laut akan diperoleh dari sumber-sumber
yang terpercaya.
c)
Keracunan
makanan kimiawi
Makanan bisa
tanpa sengaja tercemar oleh racun kimiawi di sepanjang jalur produksi. Bagaimana
itu terjadi dan apa yang bisa dilakukan untuk pencegahannya, meliputi hal-hal
sebagai berikut. Sisa penyemprotan bahan kimia atau obat anti hama.
Jadikan
kebiasaan yang baik untuk mencuci semua sayuran dan buah- buahan sebelum
dipakai. Pembasmi kuman terbuat dari bahan kimia, obat semprot serangga, bahan
pembersih, racun tikus
Bahan-bahan
kimia tersebut harus disimpan terpisah dari makanan, alat, dan perkakas dapur
yang dipergunakan untuk membuat makanan. Dan harus merupakan bahan-bahan yang
diperbolehkan untuk dipakai sekitar lingkungan makanan dan harus dipergunakan
semata-mata sesuai spesifikasi pabriknya.
·
Tempat
penyimpanan makanan
Keracunan seng bisa timbul apabila makanan yang berkadar asam dibiarkan
terlalu lama di dalam kaleng berlapis seng. Selain itu, juga jangan menyimpan
makanan di dalam tempat-tempat yang terbuat dari tembaga.
·
Bahan
tambahan dalam makanan
Segolongan orang, terutama penderita asma sangat peka terhadap tambahan-tambahan
yang dipakai dalam pengolahan dan/atau pembuatan makanan. Di antara tambahan
itu yang memicu reaksi alergi terhadap MSG (monosodium glutamate), tartrazine
(pewarna kuning untuk makanan), serta produk-produk belerang yang dipakai untuk
memperlambat oksidasi, misalnya pemutih kentang atau sayuran dan juga yang
dipakai dalam pengawetan buah-buahan yang dikeringkan.
·
Zat
makanan
Semua organisme mikro membutuhkan zat makanan untuk bisa tahan hidup.
Beberapa jenis makanan khususnya merupakan sumber baik dari zat makanannya.
Undang-undang kesehatan mencantumkan makanan seperti itu pada daftar ”bahan
makanan yang bisa membahayakan” karena bakteri peracun makanan cepat tumbuh dan
berkembang biak di dalamnya. Bahan makanan tersebut pada umumnya mengandung
protein yang cukup tinggi, mengandung pati masak, lembap, dan rendah kadar asamnya.
d)
Penyebab keracunan makanan
Penyebab terjadinya keracunan
makanan, antara lain:
1) unsur kimia di dalam bahan
makanan,
2) toksin yang secara alamiah
terdapat dalam tanaman dan hewan, serta
3) bakteri.
e. Contoh makanan yang membahayakan
1)
Daging mentah.
2)
Daging dimasak, ikan, dan unggas.
3)
Daging olahan (misalnya: daging korned, pasta),
kecuali bacon, salami, ikan asin, dan pastel daging jika masih segar, diolah
dengan baik dan kemasannya masih utuh.
4)
Daging kaleng (setelah dibuka).
5)
Kerang-kerangan, terutama tiram.
6)
Kuah untuk daging dan saus.
7)
Susu dan produk susu.
8)
Saus dan kue puding.
9)
Krim dan produk krim (misalnya: makanan kecil
yang berisi krim).
10)
Telur dan produk telur (misalnya: telur rebus
dalam salad).
11)
Saus salad (kadar asam rendah-misalnya
mayonnaise).
12)
Kentang dengan krim.
13)
Nasi (dimasak atau setengah masak)
14)
Buncis (dimasak atau setengah masak).
15)
Bahan untuk pengisian dalam daging dan unggas.
Bahan-bahan makanan
tersebut harus senantiasa disimpan dalam lemari es dan dikerjakan secepatnya
dan secukupnya.
No comments:
Post a Comment