Saturday 2 March 2013

Dampak Negatif Polimer


DAMPAK NEGATIF POLIMER
 Polimer adalah salah satu bahan kimia berbahaya yang terdapat dalam plastik. Dalam kehidupan sehari-hari plastik cukup membantu kehidupan manusia. Akan tetapi, plastik juga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan terhadap lingkungan.
  • Ancaman Polimer Sintetik Bagi Kesehatan Manusia
Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik membuat kehidupan kita selalu dimanjakan oleh kepraktisan dan kenyamanan dari produk yang mereka hasilkan. Bahkan plastik dianggap sebagai salah satu ciri kemunculan zaman modern yang ditandai dengan kehidupan yang serba praktis dan nyaman. Namun, beberapa laporan ini menguak sisi lain dari kemudahan yang diberikan oleh bahan-bahan yang terbuat dari polimer sintetis.
1.            Pembakaran plastic
Seperti kita ketahui, plastik memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Oleh karena itu seringkali kita membakarnya untuk menghindari pencemaran terhadap tanah dan air di lingkungan kita.
Namun pembakaran plastik ini justru dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Sampah polimer sintetis jangan dibakar, karena akan menghasilkan senyawa dioksin. Dioksin adalah suatu senyawa gas yang sangat beracun dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
Plastik vinyl chloride tidak berbahaya, tetapi monomer vinyl chloride sangat beracun dan karsinogenik yang mengakibatkan cacat lahir Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.


2.            Penggunaan plastic pada kemasan makanan
Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan. Sebagai contoh adalah penggunaan kantong plastik hitam (kresek) untuk membungkus makanan seperti gorengan dan lain-lain. Zat pewarna hitam ini kalau terkena panas (misalnya berasal dari gorengan), bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk radikal. Zat racun itu bisa bereaksi dengan cepat, seperti oksigen dan makanan.
Kalaupun tak beracun, senyawa tadi bisa berubah jadi racun bila terkena panas. Bentuk radikal ini karena memiliki satu elektron tak berpasangan menjadi sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker. Banyak faktor yang menentukan terjadinya kanker, misalnya kekerapan orang mengonsumsi makanan yang tercemar, sistem kekebalan, faktor genetik, kualitas plastik, dan makanan. Bila terakumulasi, bisa menimbulkan kanker.
Styrofoam (pembungkus makanan) bisa menyebabkan kemandulan atau menurunkan kesuburan, gejala saraf, seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur, dan anemia.. Anak yang terbiasa mengonsumsi styrene yang berasal dari Styrofoam juga bisa kehilangan kreativitas dan pasif.
Ancaman kesehatan yang terakhir seperti yang lazim kita lakukan apabila kita hendak memakan suatu makanan yang panas (misalnya gorengan) atau mencegah tangan terkotori oleh minyak dari gorengan tersebut, maka kita melapisi makanan tersebut dengan kertas tisu. Padahal hal tersebut sebenarnya dapat mengancam kesehatan kita. Ternyata, zat kimia yang terkandung dalam kertas tisu yang kita gunakan dapat bermigrasi ke makanan yang kita lapisi. Zat ini biasanya sering disebut pemutih klor yang memang ditambahkan dalam pembuatan kertas tisu agar terlihat lebih putih bersih. Zat ini bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).


·         Untuk menghindari bahaya keracunan akibat penggunaan plastik :
1.            Gunakan kemasan makanan yang lebih aman, seperti gelas.
2.            Gunakan penciuman, jika makanan/minumam  bau plastik jangan digunakan

Dampak negatif polimer terhadap lingkungan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan merupakan polimer sintetis mulai dari kantong plastik untuk belanja, plastik pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastik, alat-alat listrik, dan alat-alat rumah tangga. Setiap kita belanja dalam jumlah kecil, misalnya diwarung, selalu kita akan mendapatkan pembungkus plastik dan kantong plastik .
Barang-barang tersebut merupakan polimer sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk dalam bentuk sampah yang tidak dapat membusuk. Atau menyumbat saluran air yang menyebabkan banjir. Bila plastic dikubur maka akan membuat tanah itu menjadi tak subur dan tak dapat ditanami.
  • Untuk mengurangi pencemaran plastik :
  1. Kurangi penggunaan plastic
  2. Sampah plastik harus dipisahkan dengan sampah organik,  sehingga dapat didaur, ulang.
  3. Jangan membuang sampah plastik sembarangan.




·               Langkah penanggulangan
1.            Senyawa anorganik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
2.            Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
3.            Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumur­-sumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
4.            Jangan membuang sampah plastik sembarangan. Sampah-sampah anorganik yang tidak dapat dimusnahkan dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barang-­barang lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, perabotan rumah tangga, dll.
5.            Kurangi penggunaan plastik.


2 comments: