KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kimia
tentang Titrasi Asam Basa.
Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Widha Kusuma Sari
karena tanpa bantuan Beliau sulit bagi kami untuk dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Kimia.
Kami
telah berusaha untuk menyempurnakan isi dari makalah ini, namun sebagai seorang
manusia kamu pun menyadari akan kekurangan dan keterbatasan kami yang tanpa
sengaja kami lakukan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan untuk bisa menyempurnakan makalah ini.
Titrasi Asam
Basa
Titrasi adalah pengukuran suatu larutan
dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah
reaktan tertentu lainnya.
Titrasi
Asam Basa adalah proses penambahan secara cermat volume asam
atau basa yang telah diketahui konsentrasinya ke dalam sejumlah volume larutan
asam atau basa yang akan ditentukan konsentrasinya.
Jika larutan bakunya
asam disebut asidimetri (titran asam) dan jika larutan bakunya basa disebut
alkalimetri (titran basa).
Prinsip Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa melibatkan
asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan
dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer
tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara
stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai
dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik
ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi
basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam
yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan
dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir
titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya
titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir
titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses
titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai
keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan
konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut.
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi
penetralan (netralisasi). Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi
asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) dengan asam hidroklorida
(HCl), persamaan reaksinya sebagai berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l)
Contoh lain yaitu:
NaOH(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4 (aq) +
H2O(l)
Gambar set alat titrasi
Cara
Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara umum untuk
menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara lain:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan
pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume
titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut
adalah “titik ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam basa.
Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit mungkin) pada titran
sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik
ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai
dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi
oleh pH.
Pada
umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak
diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH
meter. Gambar berikut merupakan perubahan warna yang terjadi jika menggunakan
indikator fenolftalein.
Sebelum mencapai titik
ekuivalen
Setelah mencapai titik ekuivalen
Rumus
Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen
maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen basa, maka hal ini dapat
ditulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen
asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh
dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume, maka rumus diatas
dapat ditulis sebagai berikut:
N
asam x V asam = N asam x V basa
Normalitas diperoleh dari
hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah
ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
(n
x M asam) x V asam = (n x M basa) x V basa
Keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = Jumlah ion H +(pada asam) atau OH- (pada
basa)
Kurva Titrasi Asam Basa
Pada titrasi asam dengan basa, maka kurva titrasinya
merupakan hubungan antara volume basa sebagai penitrasi (sumbu X) dengan pH
(sumby Y) seperti pada Gambar 6.1a, dengan bertambahnya basa sebagai penitrasi
maka pH larutan yang dititrasi akan meningkat.
Sedangkan
pada titrasi basa dengan asam, maka kurva titrasinya merupakan hubungan antara
volume asam sebagai penitrasi (sumbu X) dengan pH (sumby Y) seperti pada Gambar
6.1b, dengan bertambahnya asam sebagai penitrasi maka pH larutan yang dititrasi
akan menurun.
Kurva titrasi asam kuat dengan basa kuat(a) dan kurva
titrasi basa kuat dengan asam kuat(b).
Indikator Asam Basa
Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik
lemah yang mempunyai dua warna dalam pH larutan yang berbeda. Pada titrasi asam
dengan basa, maka indikator yang digunakan adalah asam kedua yang merupakan
asam yang lebih lemah dan konsentrasi indikator berada pada tingkat kecil.
Pada titrasi asam dengan basa, indikator (asam lemah) akan
bereaksi dengan basa sebagai penitrasi setelah semua asam dititrasi (bereaksi)
dengan basa sebagai penitrasi.
Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :
1.
Asam kuat - Basa kuat
2.
Asam kuat - Basa lemah
3.
Asam lemah - Basa kuat
4.
Asam kuat - Garam dari asam lemah
5.
Basa kuat - Garam dari basa lemah
1. Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
Contoh
:
-
Asam kuat : HCl
-
Basa kuat : NaOH
Persamaan
Reaksi :
HCl
+ NaOH → NaCl + H2O
Reaksi
ionnya :
H+
+ OH- → H2O
Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat
2. Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah
Contoh
:
- Asam kuat : HCl
- Basa lemah : NH4OH
Persamaan
Reaksi :
HCl + NH4OH → NH4Cl
+ H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH → H2O
+ NH4+
Kurva Titrasi Asam kuat – Basa Lemah
3. Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
Contoh
:
- Asam lemah : CH3COOH
- Basa kuat : NaOH
Persamaan
Reaksi :
CH3COOH
+ NaOH → NaCH3COO + H2O
Reaksi
ionnya :
H+
+ OH- → H2O
Kurva Titrasi Asam Lemah – Basa Kuat
4. Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah
Contoh
:
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan
Reaksi :
HCl
+ NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi
ionnya :
H+
+ BO2- → HBO2
5. Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah
contoh
:
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan
Reaksi :
NaOH
+ CH3COONH4 → CH3COONa
+ NH4OH
Reaksi
ionnya :
OH-
+ NH4- → NH4OH
Cara Melakukan Titrasi Asam Basa
1.
Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret
yang telah ditera
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada
wadah (gelas kimia atau erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret berisi
titran
3.
Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien
4.
Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat
dibawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di
bawah wadah titrat
5.
Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit)
sampai larutan di dalam gelas kimia menunjukkan perubahan warna dan diperoleh
titik akhir titrasi. Hentikan titrasi !
set alat titrasi
>>
Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang
dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya
>>
Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan menunjukkan
perubahan warna yang kuat.
>>
Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH
Beberapa
indikator asam basa
Indikator |
Perubahan warna
|
Pelarut
|
|
Asam
|
Basa
|
||
Thimol biru
|
Merah
|
Kuning
|
Air
|
Metil kuning
|
Merah
|
Kuning
|
Etanol 90%
|
Metil jingga
|
Merah
|
Kuning-jingga
|
Air
|
Metil merah
|
Merah
|
Kuning
|
Air
|
Bromtimol biru
|
Kuning
|
Biru
|
Air
|
Fenolftalein
|
Tak berwarna
|
Merah-ungu
|
Etanol 70%
|
thimolftalein
|
Tak berwarna
|
biru
|
Etanol 90%
|
Tabel
Daftar Indikator Asam Basa
NAMA
|
pH
RANGE
|
WARNA
|
TIPE(SIFAT)
|
Biru
timol
|
1,2-2,8
|
merah
– kuning
|
Asam
|
Kuning
metil
|
2,9-4,0
|
merah
– kuning
|
Basa
|
Jingga
metil
|
3,1
– 4,4
|
merah
– jingga
|
Basa
|
Hijau
bromkresol
|
3,8-5,4
|
kuning
– biru
|
Asam
|
Merah
metil
|
4,2-6,3
|
merah
– kuning
|
Basa
|
Ungu
bromkresol
|
5,2-6,8
|
kuning
– ungu
|
Asam
|
Biru
bromtimol
|
6,2-7,6
|
kuning
– biru
|
Asam
|
Merah
fenol
|
6,8-8,4
|
kuning
– merah
|
Asam
|
Ungu
kresol
|
7,9-9,2
|
kuning
– ungu
|
Asam
|
Fenolftalein
|
8,3-10,0
|
t.b.
– merah
|
Asam
|
Timolftalein
|
9,3-10,5
|
t.b.
– biru
|
Asam
|
Kuning
alizarin
|
10,0-12,0
|
kuning
– ungu
|
Basa
|
Indikator yang sering digunakan dalam titrasi
asam basa yaitu indikator fenolftalein. Tabel berikut ini merupakan karakteristik
dari indikator fenolftalein.
pH
|
<
0
|
0−8.2
|
8.2−12.0
|
>12.0
|
Kondisi
|
Sangat
asam
|
Asam
atau mendekati netral
|
Basa
|
Sangat
basa
|
Warna
|
Jingga
|
Tidak
berwarna
|
pink
keunguan
|
Tidak
berwarna
|
Gambar
|
thanks untuk ilmunya...
ReplyDeletesangat bermanfaat...
ReplyDelete