ISTILAH, SIMBUL, PENGERTIAN,
DAN RUMUS
Untuk dapat lebih memahami
uraian selanjutnya maka di bawah ini akan diterangkan secara singkat tentang istilah,
pengertian, dan rumus-rumus yang sering digunakan dalam perancangan percobaan (ExperimentalDesign).
Pengguaan istilah-istilah pada
rancangan percobaan dalam bahasa Indonesia merupakan hal yang baru dibakukan,
bahkan ada yang belum baku sampai saat ini. Agar lebih nemabami istilah-istilah
tersebut maka di dalam uraian selanjutnya penggunaan istilah-istilah tersebut
akan dicampur-adukkan dengan istilah-istilah bahasa Inggrisnya, sebingga
akhirrya dapat menggunakan istilah babasa Indonesia yang baku di samping bahasa
Inggrisnya.
Mengenai rumus-rumus statistika yang akan
dicantumkan, adalah rumus-rumnus terapan dengan uraian-uraian yang sederhana,
dan tidak akan dijelaskan bagaimana rumus tersebut ditutunkan. Penurunan
rumus-rumus memerlukan pengetahuan matematika-statistika dan perbitungan
peluang atau probability.
3.1 Istilah dan Simbul
1. Perlakuan = obyek = perawatan = tindakan,
dalam bahasa Iggrisnya (treatment) dengan simbul T atau P
atau kadang-kadang disimbulkan dengan singkatan materi yang dipergunakan dalam
perlakuan tersebut dengan huruf kapital, seperti varietas dengan V, pemupukan dengan Urea dengan N atau U, dan sebagainya akan diuraikan lebih jelas kemudian.
2. Ulangan (replicate) dengan simbul R atau U.
3. Kelompok = blok = group (block)
dengan simbul B atau K.
Antara blok dan ulangan dalam hal-hal tertentu dapat diartikan sama atau
disamakan.
4. Sampel adalah jumlah pengamatan
atau jumlah data yang diambil atau yang diamati (sample = obsrvation)
dengan simbyul S.
5. Individu perlakuan yang
dihitung atau diamati disebut unit sample atau unit perlakuan dengan
simbul Yi atau Yij. Di mana i atau ij adalah indeks pengamatan atau sub- scrip dengan nilai 1, 2, ... , n.
6. Derajat Bebas atau derajat
kebebasan (Degree of Freedom) dengan simbul DB atau DF atau V.
7. Faktor Koreksi (Corection Factor) dengan simbul FK atau
CF atau C.
8. Jumlah Kuadrat (Sum Squares) dengan simbul JK atau SS.
9. Kuadrat Tengah atau Rata-rata
Kuadrat atau Rerata Kuadrat (Mean Squares)
dengan simbul KT atau RK atau MS.
10. Ragam atau varians (variance) dengan simbul S2 dalam
rancangan percobaan sisebut dengan KT atau MS seperti pada (9) di atas.
11. F Hitung (F Calculate) dengan simbul FHit.
Atau
FCal.
(F singkatan dari kata Fisher yang berasal dari nama orang R.A. Fisher. Di samping nilai F, ada juga nilai-nilai yang
lain seperti t, Z, Q, W, dan lain sebagainya.
12. Simpangan baku (standard deviasion) dengan simbul S atau SX.
13. Salah baku atau galat baku atau simpargan
baku rata-rata (standard error)
dengan simbul Se atau SE atau atau SED.
14 Koefisien keragaman (coefficient of variation) dengan simbul
KK atau CV yang dinyatakan dalam persen.
15. Beda nyata terkecil (least significant different) dengan
simbul BNT atau LSD.
16. Beda nyata jujur (honesty significant different) dengan
simbul BNJ atau HSD.
17. Hipotesis (hypothesis) dengan simtul
Ho disebut hipotesis statistik Nol. Hipotesis dapat berupa uraian atau kalimat
atau rumus.
3.2 Istilah dan Pengertian
1. Perlakuan (treatment)
(1). Perlakuan adalah prosedur atau kekhususan yang
berbeda di mana hasilnya diukur dan dibandingkan.
(2). Perlakuan adalah sesuatu yang dikenakan pada
suatu materi atau bahan yang akan diamati hasilnya atau responnya.
(3). Perlakuan adalah sesuatu keadaaan tertentu
yang diberikan pada unit percobaan dalam suatu rancangan terpilih.
2. Aplikasi perlakuan.
(1). Pengaruh beberapa
dosis pemupukan Urea (Nitrogen) pada pertumbuhan padi gogo. Pada contoh ini perlakuannya adalah
Urea. Akan tetapi, yang lebih penting
dosisnya atau jumlah yang diberikan.
Dosis = tinggkat = taraf atau level yang merupakan pencacahan dari perlakuan
yang utama (main treatment) menjadi
perlakuan yang lebih sederhana dan jelas seperti N0 = 0 kg Urea/ha; N1 = 50 kg Urea/ha; N2 = 100 kg Urea/ha; N4 =
200 kg Urea/ha;dan seterusnya.
(2) Pengaruh beberapa jarak
tanam: A = 10 x 30 cm2; B
= 20 x 30 cm2; C = 30 x 30 cm2; dan D = 40 x 30 cm2 terhadap produksi padi
gogo. Yang dimaksud dengan perlakuan
pada percobaan ini adalah jarak tanam umpamanya dengan kode J dengan ukurannya
adalah A; B: C; dan D. Perhatikan A; B; C; dan D huruf kapital; atau dengan kode J1 = 10 x 30 cm; J2 = 20 x 30 cm2; J3 = 30 x 30 cm2;
dan J4 = 40 x 30 cm2.
Kedua perlakuan di atas
pemupukan dengan Urea dan Jarak tanam disebut perlakuan tunggal. Apabila
kedua perlakuan tunggal sperti dalam contoh tersebut di atas yaitu perlakuan
pemupukan dengan Urea atau Nitrogen (N) dan perlakuan jarak tamam (J),
digabungkan atau dikombinasikan menjadi satu dalam satu unit percobaan, maka
percobaan yang demikian tersebut dinamakan percobaan
faktorial, atau percobaan berfaktor atau percobaan dengan perlakuan
berganda. Dari sinilah timbul istilah kombinasi perlakuan (treatment combination). Ingat
kombinasi perlakuan tidak sama dengan perlakuan kombinasi. Definisi perlakuan kombinasi adalah dua atau
lebih perlakuan tunggal yang dicobakan bersama-sama pada satu unit percobaan
Selaniutnya, mengenai kombinasi
perlakuan atau perlakuan faktorial akan dibicarakan tersendiri lebih mendalam
pada pembicaraan percobaan faktorial.
Sehingga dari uraian (1) dan (2)
di atas, menjadi pengaruh pemupukan Urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan
dan produksi padi gogo.
Yang penting dari suatu
percobaan yang akan dilakukan, adalah harus dapat menentukan apa yang dijadikan
perlakuan. Suatu perlakuan percobaan harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga penyebab utama yang menimbulnya perbedaan
pengamatan atau pengukuran atau respon haruslah jelas. Dengan demikian dapat direncanakan atau dirancang
pola percobaan sedemikian rupa sehingga bisa memberikan keterangan atau respon yang
tepat terhadap persoalan atau perlakuan yang sedang dicobakan.
3. Ulangan (replicate)
Telah disebutkan di muka
mengenai ulangan yang merapakan unsur dasar pada atau percobaan. Ulangan adalah prosedur yang sama yang
terjadi lebih dari sekali di dalam suatu percobaan. Fungsi ulangan adalah
supaya percobaan tersebut dapat menghasilkan nilai rata-rata dan simpangan
baku, yang dihubungkan dengani ketelitian percobaan. Makin banyak ulangan
pada suatu percobaan makin teliti percobaan tersebut. Perlu diingat bahwa ulangan yang terlalu
banyak juga kurang baik karena sulit nyediakan lingkungan yang atau materi
percobaan yang homogen dalam jumlah yang relatif banyak atau besar.
Jumlah ulangan
dalam suatu percobaan tergantung pada:
(1) derajat ketelitian yang hendak dicapai;
(2) keragaman (variabilitas) materi atau lingkungan percobaan;
(3) luas dan bentuk unit percobaan tergantung pada rancangan yang
dipakai;
(4) bahan-bahan atau materi yang digunakan seperti:
tanah, bahan tanaman, lingkungan, dan peralatan;
(5) tersedianya biaya, tenaga, dan waktu;
(6) tujuan penelitian; dan
(7) jumlah ulangan minimal dua kali.
Harus diingat pula bahwa dalam
setiap percobaan, ragam acak = ragam galat
= ragam residu = variance error, harus
didasarkan pada jumlah derajat bebas (DF = DB) yang cukup. Apabila DB residu
sangat kecil, maka nilai Ftabel
atau Fstandar yang diperlukan
untuk menunjukkan adanya perbedaan antar-perlakuan adalah sangat besar.
Apabila perbedaan yang kecil
antar-perlakuan tidak tampak dengan jelas bedanya (tidak nyata = non significant) atau dengan kata lain bahwa
percobaan tersebut dikatakan kurang peka terhadap perlakuan yang dicobakan. Percobaan yang peka atau sensitif adalah
percobaan yang dapat mengukur perbedaan pengaruh perlakuan yang sekecil mungkin
dapat dibedakan.
Apabila di dalam satu blok
atau ulangan terdapat banyak perlakuan (P>15), maka jumlah ulangan dapat
diperkecil; sehingga dua ulangan saja sudah cukup untuk mendapatkan DB Residu
(V) yang memadai untuk pengujian perbedaan antar-perlakuan.
Suatu hal yang harus diperhatikan
adalah bahva dalam perhitungan galat baku (standard
error) dari perbedaan rata-rata perlakuan dengan rumus:
Dari rumus tersebut di atas ternyata jumlah ulangan
memegang peranan penting dalam percobaan.
Di samping itu, sangat sukar untuk menentukan berapa jumlah ulangan yang
tepat apabila jumlah perlakuan suatu percobaan telah diketahui, misalnya dua,
tiga, dan selanjutnya. Untuk menentukan jumlah ulangan, haruslah
diperhitungkan ketentuan-ketentuan lain seperti yang disebutkan di muka. Cara menentukan jumlah ulangan akan diuraikan kemudian.
4. Blok
percobaan (group experiment) atau kelompok
percobaan
Grup percobaan adalah membuat kelompok-kelompok terhadap
materi atau lingkungan percobaan ke dalam ukuran atau kelompok yang sama. Setiap
kelompok akan dikenakan sejumlah perlakuan
yang sama yang akan dicoba. Contoh biji
jagung dalam satu bulir dikelompokkan ke dalam biji ujung, biji tengah, dan
biji pangkal. Stek panili dikelompokkan pada stek ujung, stek tengah, dan stek
pangkal. Sebidang tanah dapat
dikelompokkan menjadi, dekat saluran, di tengab-tengah, dan dekat pembuangan,
dan banyak lagi contoh-contoh pengelompokan lainnya.
Membuat blok atau kelompok percobaan sudah termasuk
pada pengawasan lingkungan (local control),
yang dapat memperkecil kesalahan percobaan, atau mempertinggi efisiensi atau
ketelitian percobaan.
5. Satuan
percobaan atau unit percobaan (experimental
unit).
Satuan percobaan atau unit percobaan adalah bagian
terkecil dari suatu percobaan yang mendapat satu perlakuan tertentu. Satu unit percobaan
bisa terdiri atas satu individu atau beberapa individu atau populasi. Kalau yang diselidiki masalah tanaman, unit
percobaan dapat berupa satu kelompok tanaman yang terletak pada satu petak
tanah atou satu plot percobaan atau satu tanaman (dalam pot). Pada peternakan
unit percobaan bisa satu ekor sapi umpamanya, atau bisa saja sekumpulan atau
satu kandang ternak.
6. Pengamatan
(observation)
Pengamatan adalah respon atau tanggapan terhadap
perlakuan yang dicobakan, yang diamati dan diukur. Hasil pengukuran atau pengamatan atau respon merupakan
pararneter tertentu yang diukur, merupakan proyeksi atau respon dari perlakuan
yang diberikan atau dikenakan pada materi percobaan. Jadi
materi percobaan sebagai indikator yang diberikan perlakuan akan menghasilkan
respon atau tanggapan. Contoh pengamatan seperti tinggi tanaman, berat ternak,
panjang tanduk, panjang daun, jumlah akar, berat biji, jumlah anakan, dan
banyak lagi yang lainnya.
7. Kesalahan, acak,
galat, residu atau error percobaan (experimental error)
Setiap respon dari
perlakuan yang sedang diteliti akan memberikan basil yang berbeda, walaupun pada
perlakuan yang sama dengan materi percobaan yang homogen serta lingkungan yang seragam.
Perbedaan respon ini disebut dengan
kesalahan percobaan (experimental error)
Jadi hasil pengamatan dari suatu percobaan,
dapat saja disebabkan oleh perlakuan yang berbeda, tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor
lain yang ikut mempengaruhi perbedaan tersebut. Dari sejumlah faktor luar, ada
yang dapat diatur dan ada pula yang tidak bisa diatur, tergantung pada lingkungan
percobaan. Apakah percobaan tersebut
di lapangan atau di laboratorium.
Misalnya temperatur di dalam
percobaan yang dipakai sebagai perlakuan, pada penelitian di laboratorium dapat
diatur, sedang di lapangan temperatur tidak dapat diataur dan seterusnya. Dengan demikian
sehingga faktor luar dapat menyebabkan adanya kesalahan percobaan.
Besar kecilnya kesalahan percobaan tergantung pada
seberapa besar faktor luar tersebut mempengaruhi homogenitas unit percobaan.
Oleh karena itu, percobaan yang teliti adaIah percobaan yang mempunyai atau
menghasilkan kesalahan percobaan yarg sekecil mungkin. Usaha
untuk memperkecil kesalahan percobaan tergantung pada keadaan percobaan, dengan
cara memperkecil pengaruh luar. Dengan demikian, agar supaya diusahkan
satuan-satuan percobaan sehomogen mungkin.
Sehingga dapat diusahakan
variasi hasil-hasil pengamatan dari suatu percobaan semata-mata hanya berasal
dari pengaruh perlakuan. Dengan
perkataan lain, bahwa selain perlakuan yang dicobakan diusahakan agar supaya sehomogen
mungkin di dalam suatu percobaan.
8. Pengacakan (randomization)
Pengacakan adalah suatu metode penempatan perlakuan
pada satuan-satuan atau unit percobaan secara random (lotare atau acak). Pengacakan mempunyai tujuan untuk menghindari adanya
bias atau subyektivitas peneliti dan
memperkecil kesalahan percobaan.
9. Populasi (population)
Populasi adalah sekumpulan individu yang menjadi
perhatian dalam percobaan, di mana hasil pengamatan akan disimpulkan secara umum
pada kumpulan individu yang diamatitersebut berdasarkan sampel.
10. Sampel atau contoh atau cuplikan
atau agihan (sample).
Sampel atau contoh adalah
sebagian individu yang diambil secara acak atau random dari suatu populasi
11. Variabel atau peubah (variable)
Variabel adalah merupakan suatu sifat atau ciri
tertentu dari individu yang dianati atau yang diukur, Misalnya; tinggi tanaman, diameter batang,
berat tubuh, jumlah makanan, gadar gula, dan lain-lainya,
12. Data
Data adalah kumpulan nilai pengamatan atau
pengukuran variabel suatu subjek atau objek pengamatan yang
dapat dinyatakan dengan angka atau dapat dinyatakan dengan pernyataan. Data bentuk jamak dari datum, dibagi menjadi
data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kuantitatif yang dinyatakan dengan angka yang
mempunyai satuan atau tingkatan yang dapat dibedakan memjadi:
(1) data diskrit adalah data yang diperoleh dengan
cara menghitung dan tidak mempunyai nilai pecahan seperti jumlah pohon yang
mati, telur yang pecah, pasien yang sakit berat, dan sebagainya dan
(2) data kotinyu adalah data yang diperoleh dari
cara mengukur seperti berat buah mangga yang busuk, tinggi meja belajar di TK, panas
badan pasien DB, dan lainnya.
13. Variasi (variation)
Variasi adalah fluktuasi dari seluruh
nilai hasil pengamatan atau pengukuran atau respon suatu percobaan. Perbedaan
nilai pengamatan selain disebabkan oleh pengaruh perlakuan, dapat pula
disebabkan oleh perbedaan individu materi percobaan atau lingkungan atau yang sering
disebut dengan kesalahan percobaan walaupun lingkungannya sudah diusahakan sehomogen
mungkin, selain dari perlakuan.
3.3 Rumus-rumus Rancangan Percobaan
Di bawah ini akan diuraikan
secara singkat penjabaran rumus-rumus yang akan dipakai dalam percobaan seperti
:
1. Nilai rata-rata
hitung (mean = average)
Nilai rata-rata () sama dengan jumlah seluruh
nilai pengamatan dibagi dengan jumlah data pengamatan (n).
Rumus nilai rata-rata adalah
sebagai berikut.
(1)
(2)
Di
mana:
n = jumlah pengamatan (sampel)
i = indeks
pengamatan dengan nilai 1, 2, . . . ,i
j = indeks pengamatan dengan nilai 1, 2, . . .
,j
2. Derajat bebas (degree of freedom)
Derajat bebas adalah banyaknya obyek atau pengamatan
= n dikuirangi nilai yang diperkirakan = k sehingga DB = n-k.
Misalnya dari sejumlah sampel
n = 5 dengan nilai rata-rata = 5. Diminta untuk menentukan kelima nilai
tersebut dari X1 sampai
dengan X5.
Apabila telah diketahui n = 5; = 5;
dan pasti ∑Xi = 25. Dan
selanjutnya, apabila nilai-nilai X1
= 6; X2 = 5; X3 = 7; dan X4 = 4 telah ditentukan secara
bebas, akan tetapi nilai X5
tidak mempunyai kebebasan seperti pada nilai-nilai Xi sebelumnya dari X1
sampai dengan X4. Sehingga, nilai X5 tergantung pada
nilai-nilai Xi
sebelumnya. Harga
Xi haruslah sedemikian
rupa dengan syarat bahwa kelima nilai pengamatan tersebut haruslah sama
dengan 25. Jadi
nilai X5 = 25 - (X1 + X2 + X3
+ X 4) atau sama dengan
25 - 22, sehingga X5 = 3.
Dalam uraian di atas nilai X1 sampai dengan X4 adalah bebas ditentukan
diberi nilai; tetapi nilai X5 tak bebas. Terdapat empat nilai Xi yang mempunyai kebebasan
nilai untuk diambil di antara lima pilihan = n dan satu nilai Xi yaitu X5 yang tidak bebas, dengan
kata lain, hanya ada empat nilai yang bebas.
Jadi derajat kebebasan (DB) adalah 4 = 5 -1 (dapat ditulis DB = n – 1
atau 5 - 1). Di sini terdapat satu perkiraan (k=1) yaitu nilai X5 yang belum diketahui, maka
rumus DB = n – 1; karena k = 1.
Apabila nilai yang diperkirakan (ditaksir) lebih
dari satu (k>1), maka derajat kebebasan (DB) = n - k.
3. Jumlah kuadrat (sum of squares)
Jumlah kuadrat adalah jumlah pangkat dua (kuadrat)
nilai-nilai tertentu. Dalam rancangan percobaan JK dimaksudkan adalah jumlah
pangkat dua selisih nilai pengamatan (Xi) dengan nilai rata-ratanya ().
Apabila
Makaatau dapat ditulis dengan
Nilai disebut dengan faktor koreksi (FK)
Jadi
4. Faktor
koreksi (corection factor)
Faktor Koreksi (Fk) adalah rata-rata variasi
keragaman atau variasi yang disebabkan oleh sipepeneliti, materi, dan
lingkungan percobaan yang tidak terkendalikan pada waktu percobaan.
Jadi apabila n = rt (r = ulangan dan t = perlakuan)
Nilai
dan nilai (singkatan Great total )
5. Kuadrat tengah (mean squares)
Kuadrat tengah (KT) atau
varians adalah jumlah kuadrat dibagi dengan derajat bebasnya (DB-nya) dan sering disebut rerata kuadrat (RK).
Nilai DB = tergantung variabel
yang ditentukan
DB
total =
n - 1
6. Simpangan baku (standart deviation)
Simpangan baku adalah merupakan
akar kuadrat dari kuadrat tengah atau akar KT dengan simbul S untuk sampel dan
σ untuk populasi.
7. Salah baku (standart error)
Salah baku adalah merupakan
akar kuadrat dari kuadrat tengah atau akar kuadrat varians dibagi dengan jumlah
pengamatan atau sama dengan simpangan baku galat atau residu dibagi kuadrat
pengamatan n = rt
Untuk rancangan percobaan salah baku hanya dicari
pada salah baku galat atau salah baku residu (standart error) merupakan salah baku seluruh percobaan.
8. Salah baku gabungan (fulled standart error)
Salah baku gabungan (KTG) merupakan salah baku gabungan
dari dua atau lebih kelompok data pengamatan populasi. Penggabungan data tergantung pada sifat
varians atau ragam dari percobaan yang akan digabungkan. Pada uraian selanjutnya akan diuraikan
varians gabungan dua populasi data yang disebut dengan ragam gabungan yang
berasal dari masing-masing populasi data di mana ragam dari kedua populasi
tersebut bersifat (1) varians sama dan (2) varian berbeda.
Apabila dua populasi dengan
varians sama
Apabila varians
populai A = KT A dan varians populai B = KT B.
Masing-masing populasi dengan masing-masing DB A dan DB B. Dalam hal ini diartikan KT
A =
KT B sehingga varians gabungan dengan simbul KT G dengan rumus
sebagai berikut.
Varians gabungan dengan varians sama
DB Gab = DB A + DB B = nA + nB – 2
Jadi
Dari KT G dapat dihitung salah baku gabungan (SED)
dengan rumus:
Apabila dua populasi
dengan varians berbeda (tidak sama) atau
dengan perkataan lain apabila varians
populai A (KT A) ≠ varians populai B (KT B), tetapi masing-masing populasi menyebar normal, maka
salah baku gabungan (SED) dengan rumus.
9. Koefisien keragaman (coefiton of variation)
Koefisien keragaman (KK)
adalah pengukur keragaman atau fluktuasi data pengamatan. Makin kecil nilai KK berarti variasi data
semakin kecil. Nilai KK dinyatakan
dengan nilai relatif atau persen (%).
Nilai KK dengan rumus:
10. Uji F atau uji keragaman atau uji varians (F
test)
Uji F sering disebut dengan uji varians atau analisis
keragaman atau analisis varians (ANOVA =
analisis of variance) adalah membandingkan nilai F hitung dengan nilai F
tabel atau F standar. Dapat pula
dikatakan bahwa uji F adalah untuk menguji kesamaan dua varians atau kesamaan dua
ragam populasi. F hitung atau F calculation
adalah perbandingan varians dua kelompok data; atau perbandingan antara
varians perlakuan dengan varians residu dalam percobaan.
Nilai F hitung dengan rumus:
Sedangkan, dalam rancangan percobaan nilai F hitung
mempunyai rumus:
Ingat: residu = galat = acak
Dalam uji F, F hitung dibandingkan dengan F tabel
yang biasa ditulis dengan: Fhit ≈ Ftabel. Nilai F tabel dapat dilihat dari tabel
statistik. Pernyataan dalam uji F yaitu:
(1) apabila Fhit ≥ Ftabel pada taraf atau
peluang (p) atau nilai α tertentu biasanya dipakai α = 5%; 1%; atau 0,1%. Maka pernyataan dikatakan
bahwa kedua varians data tersebut berbeda nyata, dan sebaliknya Fhit ≤ Ftabel bahwa kedua varians data tersebut berbeda tidak
nyata atau non signifikan. Sehingga, suatu
pernyataan dalam uji F, apabila
Fhit ≥ Ftabel
dinyatakan bahwa kedua varians berbeda nyata atau sebaliknya.
Nilai F Tabel dapat dicari langsung
dalam komputer dengan menggunakan sofl-wares
Excel dengan perintah: = F dist (X, DF1, DF2)
enter. (Di
mana X = α; DF1 derajat bebas varaians yang lebih besar atau
perlakuan; dan DF2 derajat bebas varaians yang lebih kecil atau residu. α = 5%, atau 1%, atau nilai
uang lain).
Dalam hal pembandingan varians pada suatu percobaan,
bahwa varians residu selalu diasumsikan lebih kecil dibandingkan dengan varians
perlakuan, walaupun kenyataannya tidak demikian. Dalam percobaan varians residu
yang besar menunjukkan bahwa percobaan yang telah dilakukan tersebut kurang
cermat atau teliti, sebab seharusnya varians residu haruslah sekecil mungkin.
10. Uji t atau uji beda rata-rata (t test)
Dalam uji t adalah untuk menguji perbedaan dua
nilai rata-rata.
Nilai t hitung dapat dicari dengan
rumus:
atau
sering ditulis dengan
atau
Pada uji t ada dua ketentuan yang harus diperhatikan t yaitu:
(1) apabila kedua varians populai sama
dan
(2) apabila kedua varians populasi tdak sama.
1. Apabila varians A sama dengan varian B
Hal yang sama seperti pada uji F, maka pada uji t, di
mana nilai t hitung dibandingkan dengan t Tabel pada taraf α (5%; 1%; atau 0,1%,
dan steterusnya).
Suatu pernyataan dalam uji t, apabila t hit ≥ t Tabel maka dinyatakan bahwa kedua nilai rata-rata yang
dibandingkan adalah berbeda nyata atau sebaliknya apabila t hit ≤ t Tabel; dikatakan bahwa kedua nilai rata-rata yang
dibandingkan adalah berbeda tidak nyata.
Nilai t Tabel dapat dicari dalam
komputer dapat dicari dengan sofl-wares Excel dengan perintah: = t dist (X, DF, tail) enter.
(Di mana X = α; DF derajat bebas residu; dan tail apakah
yang dibandinghan bersifat dua arah atau satu arah. Dua arah dengan hipotesis A ≠ B, dan satu arah
dengan hipotesis A < B atau sebaliknya).
2. Apabila varians A tidak sama dengan varians B
Hal yang hampir sama seperti
pada uji t di atas, di mana pada uji t, nilai t hitung dibandingkan dengan nilai
t pembanding (t’) bukan t Tabel secara langsung. Nilai t pembanding dihitung dengan rumus:
tA = t Tabel populasi A dan tB = t Tabel
populasi B
Di mana tA dan tB masing-masing nilai t Tabel untuk data A dan data B.
Di samping uji t, untuk
membedakan nilai rata-rata, terdapat beberapa uji yang lain juga untuk
membedakan nilai rata-rata seperti uji beda nyata tekecil (BNT), uji jarak
berganda Duncan’t, uji Tukey atau uji beda nyata jujur(HSD = honesty significant difference), uji
Benperoni, uji Skoott–Knoot, dan sebagainya akan dibicarakan kemudian.
11. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
BNT merupakan modifikasi
ungkapan dari t Hitung dari dua populasi data yang mempunyai varians sama. Dari rumus uji t seperti:
t hitung dibandingkan dengan t Tabel ditulis dengan t hit ≈ t Tabel; dibandingkan atau disamakan) sehingga
dapat ditulis menjadi:
atau dapat ditulis dengan
Selisih rata-rata nilai
A dan B atau akan berbeda
nyata apabila selisih tersebut mempunyai nilai sekecil-kecilnya sama dengan . Sehingga,
ungkapan disebut
dengan Beda Nyata Terkecil (BNT)
12. Penentuan jumlah ulangan
Dalam rancangan percobaan
jumlah ulangan perlu mendapat perhatian karena menyangkut tenaga, waktu, dan
biaya percobaan. Bila jumlah perlakuan
(T) dan nilai koefisien
keragaman (KK) telah ditentukan, sehingga jumlah ulangan (R) dapat dihitung
atau ditentukan. Penentuan besarnya jumlah ulangan menggunakan pendekatan atau
estimasi.
Menurut A.H. Nasution,
percobaan yang baik mempunyai nilai KK antara 5% sampai dengan 20%. KK
tergantung pula pada materi percobaan dan parameter yang diukur.
Terdapat suatu perumusan yang
umum digunakan dalam menentukan jumlah ulangan dalam suatu percobaan yaitu: (R-1)(T-1) ≥ 15.
Ijin kopas om...
ReplyDelete