Unsur
Hara Dalam Tanah (Makro dan Mikro)
Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman : Karbon (C), Hidrogen (H),
Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium
(Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng
(Zn) dan Klor (Cl). Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial. Berdasarkan
jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Unsur Hara Makro: Unsur hara yang diperlukan
tanaman dalam jumlah besar, Unsur Hara Mikro Unsur hara yang diperlukan tanaman
dalam jumlah kecil. Unsur Hara Makro meliputi: N, P, K, Ca, Mg, S.
Unsur Hara Mikro, Unsur hara mikro meliputi :
Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl.
Fungsi Unsur Hara Makro (n-p-k) Banyak para
hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi kandungan pupuk
dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja
atau dewasa/indukan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur
tersebut :
Nitrogen ( N )
Ø
Merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
Ø
Merupakan
bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
Ø
Berfungsi
untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
Ø
Merangsang
pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
Ø
Tanaman yang
kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau
kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan
mati.
Phospat ( P )
Ø
Berfungsi
untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
Ø
Merangsang
pembungaan dan pembuahan
Ø
Merangsang
pertumbuhan akar
Ø
Merangsang
pembentukan biji
Ø
Merangsang
pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
Ø
Tanaman yang
kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil,
daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
Kalium ( K )
Ø
Berfungsi
dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral
termasuk air.
Ø
Meningkatkan
daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
Ø
Tanaman yang
kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun
berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning
dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
UNSUR HARA MIKRO YANG DIBUTUHKAN
TANAMAN
Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara lain
Besi(Fe), Mangaan(Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B),
Klor(Cl). Berikut tuilsan dari Setio Budi Wiharto (09417/PN) dari UGM
Jogjakarta.
A. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri
(Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam
dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit,
siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit
(FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat
dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan
khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas
atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat dibandingkan
dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi
Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan
efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan
berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang
mengandung Fe porfirin.
Kerja katalase dan peroksidase digambarkan
secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
B. Mangaan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk
ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk
kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam
tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ
lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida,
karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)),
rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan
primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena
proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder
terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar
antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan
oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan
yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga
mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai
activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi
fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam
sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
C. Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis
mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm
bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat
diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan
kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam
tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit
(ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim
anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein
desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase,
karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis
auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH,
pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun.
Tanah yang mempunyai pH tinggi sering
menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur. Adapun
gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek,
daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan
intermedier serta adanya nekrosis.
D. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam
bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa kompleks
organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA
(Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem
maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu
dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S,
O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2),
borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit
(Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit
[Cu4(OH)6SO4]. Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh
plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan
masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda
klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain :
mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase
dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan
terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara
simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara
lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil,
daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.
E. Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik
dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi
tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan
sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm.
Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral lempung yang terdapat
di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum
(Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah
organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan
senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian
air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah.
Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi
Fe (II) oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan
enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul
karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat
menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan
bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah.
Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya
sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga
kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
F. Boron (B)
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya
berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat
B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total
boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui
proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk
senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui
proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang
mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung
3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah
mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain
berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan
auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan
diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal
defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan
meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang
sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.
G.Klor(Cl)
Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar
tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman,
misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman
kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan
dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh
mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl
sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan
menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman.
Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah
kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk
tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan
dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen. Adapun
defisiensi klor adalh antara lain :
pola percabangan akar abnormal, gejala
wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada
tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
UNSUR MAKRO DAN MIKRO YANG DI BUTUHKAN
TANAMAN
a.
Zat Lemas (N)
Zat
lemas diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- dan NH4+
, protoplasma yang hidup terdiri dari kira-kira 25% bahan kering dengan
komposisi 50-50% zat-zat putih telur dan 5-10% lipoiden dan persenyawaan
lainnya yang mengandung N. kadar zat lemas dari protoplasma kira-kira antara
2-2,5%. Dengan adanya pemungutan hasil tanaman secara besar-besaran maka banyak
sekali zat lemas yang hilang.
Pada perusahan tebu sering kali didapat penghasilan
sebanyak 1000-1500 qt tebu. Bila kadar airnya dihitung 70% maka bahan keringnya
berjumlah 300-450 qt/ha pada tiap panennya. Untuk padi hasilnya lebih rendah
yakni 22 qt/ha gabah atau 20 qt/ha bahan kering dari gabah dan 45 qt/ha bahan
kering dari jeraminya jadi sejumlah 64 qt/ha. Oleh karena itu pemupukan N pada
tanaman tebu harus lebih besar dari pada tanaman padi.
Biarpun
ada hubungan yang erat antara pemberian N dengan sejumlah bahan kering yang
dihasilkan, tidak berarti bahwa pemberian zat N itu harus sebanyak-banyaknya,
sebab pemberian zat N yang berlebih akan dapat membahayakan. Memang benar
pemberian N akan menghasilkan banyak bahan hijau berupa daun dan batang, akan
tetapi pada tanaman padi yang banyak dipupuk dengan pupuk N akan banyak
menghasikan daun dan batang, tetapi karena tumbuhnya sangat subur, maka
batangnya lembek sehingga mudah rebah dan kurang sekai menghasikan buah; selain
itu pemupukan N yang banyak dapat memperlambat masaknya biji.
Pemberian N yang banyak mempengaruhi juga perkembangan susunan akar, tetapi
tidak sebagai Phosphorus dimana akar menjadi lebih panjang dan lebih dalam
masuk kedalam tanah. Oleh karena dalamnya masuknya susunan akar kedalam tanah
yang tidak sepadan dengan kesuburannya pada bagian atas tanah, maka tanaman
dalam keadaan demikian akan lebih lekas kekeringan.
b.
Phosphor (P)
Fosfor
diambil oleh akar dalam bentuk H2PO4- dan
HPO4= sebagian besar fosfor didalam tanaman adalah
sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organik dan hanya
sebagian kecil terdapat dalam bentuk anorganik sebagai ion-ion phosphat.
Beberapa
bagian tanaman sangat banyak mengandung zat ini, yaitu bagian-bagain yang
bersangkutan dengan pembiakan generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai sari,
kepala sari, butir tepung sari, daun buah dan bakal biji. Jadi untuk
pembentukan bunga dan buah sangat banyak diperlukan unsur fosfor. Selain itu
fosfor berperan juga pada sintesa hijau daun. Fosfor mendorong pertumbuhan
akar-akar muda yang berguna bagi resistensi terhadap kekeringan.
c.
Kalium (K)
Kalium diserap dalam bentuk K+. kalium banyak
terkandung pada abu. Abu daun teh yang muda mengandung sampai 50% K2O,
pucuk tebu yang muda mengadung 60-70% K2O dan pada tanaman jagung
adalah sbb:
Didalam batang dan
daun : 52% dan 61%
Didalam tongkol :
21%-45%
Didalam akar :
3%-20%
Kalium terdapat didalam sel-sel yaitu sebagai ion-ion didalam cairan sel dan
sebagai persenyawaan adsorptif didalam zat putih telur dari sitoplasma. Inti sel tidak mengandung kalium. Sebagai ion didalam
cairan sel, Kalium berperan dalam melaksanakan “turgor” yang disebabkan oleh
tekanan osmotis.
Ion Kalium mempunyai fungsi psikologis pada asimilasi zat arang. Bila tanaman
sama sekali tidak diberi Kalium, maka asimilasi akan terhenti. Oleh sebab itu
pada tanaman yang banyak menghasilkan hasil asimilasi seperti kentang, ubi
kayu, tebu, nanas, akan banyak memerlukan Kalium (K2O) didalam
tanah.
Kalium berfungsi pula pada pembelahan sel dan pada sintesa putih telur. Pada
saat terjadi pembentukan bunga atau buah maka Kalium akan cepat ditarik oleh
sebab itu Kalium mudah bergerak (mobil).
Fungsi lain dari Kalium adalah pada pembentukan jaringan penguat. Perkembangan
jaringan penguat pada tangkai daun dan buah yang kurang baik sering menyebabkan
lekas jatuhnya daun dan buah itu. Daun-daun pada teh dan tangkai buah kelapa
bila kekurangan Kalium akan terkulai dan buahnya lekas jatuh.
Tanaman yang kekurangan Kalium akan cepat mengayu atau menggabus, hal ini
disebabkan kadar lengasnya yang lebih rendah. Menurut penyelidikan mikro, Kalium
berpengaruh baik pada pembentukan serat-serat seperti pada rosela, kapas dan
rami.; dinding-dinding sel lebih baik keadaannya dan lebih baik kandungan
airnya, sel-sel ini tumbuh lebih baik, lebih kuat dan lebih panjang.
d.
Calsium (Ca)
Unsur ini diserap dalam Ca++,
Kalsium terdapat sebagai kalsium pectinaat pada lamela-lamela tengah dari
dinding-dinding sel, endapan-endapan dari kalsium oksalat dan kalsium karbonat
dan sebagai ion didalam air-sel. Kebanyakan dari zat kapur ini (CaO) terdapat
didalam daun dan batang. Pada biji-biji
relatif kurang mengandung kapur, demikian juga pada akar-akaran. Pada
akar-akaran banyak terdapat pada ujung-ujungnya dan bulu-bulu akar.
Fungsi ion Kalsium
yang penting adalah mengatur permeabilitas dari dinding sel. Telah diketahui
bahwa ion-ion Kalium itu mempertinggi permeabilitas dinding sel dan
ion-ion Kalsium adalah sebaliknya. Hal ini penting bagi organisme, sebab
bertambahnya permeabilitas yang disebabkan ion-ion Kalium dapat lebih dicegah.
Peranan yang penting dari kapur terdapat pada pertumbuhan ujung-ujung akar dan
pembentukan bulu-bulu akar. Bila kapur ditiadakan maka pertumbuhan keduanya
akan terhenti dan bagian-bagian yang telah terbentuk akan mati dan berwarna
coklat kemerah-merahan.
e. Magnesium (Mg)
Magnesium diserap dalam bentuk Mg++
dan merupakan bagian dari hijau daun yang tidak dapat digantikan oleh unsur
lain, kecuali didalam
hijau daun Mg terdapat pula sebagai ion didalam air-sel.
Walaupun za mineral ini diserap tanaman dalam jumlah yang sedikit jika
dibandingkandengan zat mineral makro lain (diantaranya N,P dan Ca), Mg dalam
bentuk Mg2+ mempunyai peranan penting dalam penyusunan klorofil. Menurut G. H. Collings (1955) kadar magnesium dari
klorofil tanaman adalah 2,7 persen.
f.
Belerang (S)
Belerang diserap dalam bentuk SO4=
, unsur ini terdapat pada zat putih telur. Selanjutnya belerang terdapat
pada glukosida dan sebagai ion sulfat didalam air-sel.
1.2
Unsur-unsur makro yang dikehendaki
a.
Natrium (Na)
Natrium terdapat pada semua abu
tanaman, terlebih pada tanaman yang timbuh pada tanah yang banyak mengandung
garam dapur seperti pada tanah asin atau payau, air laut dsb. Oleh karena itu biasanya pada tanaman demikian
(halophyta) terdapat pula ion-ion klor.
Natrium yang terbentuk sebagai ion mempunyai arti biologis karena turut serta
memelihara keadaan turgor. Unsur ini dapat pula menggantikan Kalium dalam hal
tersebut dan memang sering terjadi, bahwa kadar Natriumnya naik bila keadaan
unsur Kalium sangat kurang.
b.
Klor (Cl)
Klor terdapat sebagai ion didalam
air-sel disemua bagian tanaman. Kadarnya sangat berbeda-beda, tergantung pada
kandungan klorida dari lingkungannya. Terutama tanaman-tanaman halophyta banyak
mengandung klor.
Meskipun ion-ion klor tidak melakukan fungsi psikologis pada proses-proses
pertukaran zat, akan tetapi ia mempunyai pengaruh dalam hal itu, dan
pengaruhnya tidak selalu menguntungkan bahkan kadang merugikan.
Pengaruh ion klor yang baik terhadap pertukaran zat sudah tentu hanya selama
konsentrasinya itu terletak dibawah atau pada kondisi optimum, yang dapat
mendorong pembentukan klorofil, dan pengaruhnya pada kandungan didalam tanaman.
Klor dapat mengurangi transpiratie direm sehingga daun-daun akan menjadi lebih
berair.
c.
Silicium (Si)
Penting bagi beberapa tanamanyang
sel-selnya dibuat dengan asam kersik sebagai pencegahan terhadap
gangguan-gangguan yang memakan daun dan masuknya bibit penyakit kedalamnya,
(batang dan daun-daun rumput, macam-macam kayu)
d.
Alumunium (Al)
Unsur ini selalu terdapat didalam
abu tanaman walaupun hanya sedikit. Apakah Al sangat dibutuhkan atau tidak
belum ada persetujuan dari para ahli. Yang penting dalam hal ini adalah bahwa
beberapa tanaman budidaya menunjukan kepekaan terhadap unsur ini walaupun
sedikit sekali. Penyelidikan pada tebu bahwa penggunaan 17-170 mg/1 Al2O3
bisa membahayakan, pada tembakau 90-180 mg/1 Al2O3 telah
berbahaya.
Tanaman padi sangat peka terhadap Al2O3 kira-kira 14 mg/1
Al2O3 merupakan racun pada padi. pada keadaan tanah yang
ekstrem (PH tinggi), tanaman yang ditanam pada tanah demikian akan mati.
Tanaman teh kurang peka terhadap unsur ini.
2.
UNSUR-UNSUR MIKRO
Unsur-unsur mikro yang sangat
dibutuhkan adalah Besi, Mangan, Borium, Koper, Zink, dan Molibdin.
a.
Besi (F)
Besi diserap dalam bentuk Fe++
dan mempunyai fungsi yang tidak dapat digantikan pada pembentukan hijau daun.
Besi juga merupakan salah satu unsur yang diperlukan pada pembentukan
enzym-enzym pernapasan yang mengoksidasikan hidrat arang menjadi gas asam
arang dan air.
Besi didalam tanaman kurang bergerak, oleh karena itu
bila kekurangan besi maka akan segera tampak gejala-gejala pada bagian tanaman
yang masih muda.
b.
Mangan (Mn)
Mn
diserap oleh tanaman dalam bentuk Mn++, dengan tidak adanya unsur Mn
maka tanaman tidak bisa hidup, bila kekurangan Mn tanaman
akan menjadi klorotis, hijau daun tidak terbentuk.
Mn berpengaruh pula terhadap proses dessimilasi yaitu
pernafasan. Enzym-enzym yang mengatur proses ini mengandung Mn.
Konsentrasi yang dapat membahayakan terletak pada 10 sampai beberapa puluh
miligram perliternya. Bila terlalu banyak Mn terjadi klorose seperti kekurangan
Fe, juga susunan akar akan mati dan berwarna merah coklat. Kelebihan Mn dapat
diberikan sedikit garam-garam besi yang larut, maka klorose hilang karena kedua
unsur tersebut merupakan antagonis satu sama lainnya.
c.
Borium
Borium
diserap oleh tanaman dalam bentuk BO8=. Kekurangan unsur
ini dapat menyebabkan kuncup-kuncup dan pucuk daun jadi mati. Pertumbuhan
didalam meristema akan terganggu, yang menyebabkan terjadinya kelainan-kelainan
dalam pembentukan bekas pembuluh, Sehingga pengangkutan makanan akan terganggu.
d. Tembaga
(Cu)
Unsur tembaga diserap oleh tanaman
dalam bentuk Cu++. Cu diperlukan pada pembentukan beberapa macam
enzym, oleh karena itu sangat diperlukan walaupun dalam jumlah yang kecil.
e.
Zink (Zn)
Zink
diserap dalam bentuk Zn++. Zink dalam kadar rendah memberikan
dorongan terhadap pertumbuhan. Sedangkan bila kadar berlebih walau sedikit akan
menjadi racun bagi tanaman.
Persenyawaan-persenyawaan Zn mempunyai fungsi pada
pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan psikologis.
Gejalagejala kekurangan Zn ialah daun antara tulang-tulang daun berwarna merah
coklat.
f. Molibdin
(Mo)
Diserap
akar dalam bentuk ion Molibdat (MoO4). Peranannya penting dalam
pengikatan Nitrogen yang bermanfaat pada tanaman Leguminose. Mo juga
penting bagi tanaman jeruk dan sayur-sayuran.
proses terjadinya unsur hara dalam tanah gimana yaa
ReplyDelete