Membuat
kompos dan Pupuk Organik
KOMPOS: Dari Tanah Kembali
Ke Tanah
Catatan: Bahan ini digunakan untuk
menjelaskan kompos pada petani, pekebun, atau masyarakat awam. Dibuat dengan
bahasa yang lebih sederhana agar lebih mudah dipahami oleh petani. Semoga
bermanfaat.
a.
Apa
itu kompos?
Kompos atau humus adalah sisa-sisa
mahluk hidup yang telah mengalami pelapukan, bentuknya sudah berubah seperti
tanah dan tidak berbau. Kompos memiliki kandungan hara NPK yang lengkap
meskipun persentasenya kecil. Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang
sangat bermanfaat bagi tanaman.
b. Apa manfaat kompos?
Kompos ibarat multivitamin bagi tanah
dan tanaman. Kompos memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Kompos akan
mengembalikan kesuburan tanah. Tanah keras akan menjadi lebih gembur. Tanah
miskin akan menjadi subur. Tanah masam akan menjadi lebih netral. Tanaman yang
diberi kompos tumbuh lebih subur dan kualitas panennya lebih baik daripada
tanaman tanpa kompos.
c. Apa saja yang bisa dibuat kompos?
Pada prinsipnya semua bahan yang
berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat dikomposkan. Seresah,
daun-daunan, pangkasan rumput, ranting, dan sisa kayu dapat dikomposkan.
Kotoran ternak, binatang, bahkan kotoran manusia bisa dikomposkan. Kompos dari
kotoran ternak lebih dikenal dengan istilah pupuk kandang. Sisa makanan dan
bangkai binatang bisa juga menjadi kompos. Ada bahan yang mudah dikomposkan,
ada bahan yang agak mudah, dan ada yang sulit dikomposkan. Sebagian besar bahan
organik mudah dikomposkan. Bahan yang agak mudah alias agak sulit dikomposkan
antara lain: kayu keras, batang, dan bambu. Bahan yang sulit dikomposkan antara
lain adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang, rambut, tanduk, dan bulu
binatang.
d. Mengapa harus dikomposkan terlebih
dahulu?
Tanaman tidak dapat menyerap hara dari
bahan organik yang masih mentah, apapun bentuk dan asalnya. Kotoran ternak yang
masih segar tidak bisa diserap haranya oleh tanaman. Apalagi sisa tanaman yang
masih segar bugar juga tidak dapat diserap haranya oleh tanaman. Kompos yang
‘setengah matang’ juga tidak baik untuk tanaman. Bahan organik harus
dikomposkan sampai ‘matang’ agar bisa diserap haranya oleh tanaman. Prinsipnya
adalah tanaman menyerap hara dari tanah, oleh karena itu harus dikembalikan
menjadi tanah dan diberikan ke tanah lagi.
e. Bagaimana cara membuat kompos yang
cepat, mudah, dan murah?
Membuat kompos sangat mudah. Secara
alami bahan organik akan mengalami pelapukan menjadi kompos, tetapi waktunya
lama antara setengah sampai satu tahun tergantung bahan dan kondisinya. Agar
proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat perlu perlakuan tambahan.
Pembuatan kompos dipercepat dengan
menambahkan aktivator atau inokulum atau biang kompos. Aktivator ini adalah
jasad renik (mikroba) yang bekerja mempercepat pelapukan bahan organik menjadi
kompos. Bahan organik yang lunak dan ukurannya cukup kecil dapat dikomposkan
tanpa harus dilakukan pencacahan. Tetapi bahan organik yang besar dan keras,
sebaiknya dicacah terlebih dahulu. Aktivator kompos harus dicampur merata ke
seluruh bahan organik agar proses pengomposan berlangsung lebih baik dan cepat.
Bahan yang akan dibuat kompos juga harus cukup mengandung air. Air ini sangat dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik di dalam aktivator kompos. Bahan yang kering lebih sulit dikomposkan. Akan tetapi kandungan air yang terlalu banyak juga akan menghambat proses pengomposan. Jadi basahnya harus cukup. Bahan juga harus cukup mengandung udara. Seperti halnya air, udara dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik aktivator kompos.
Bahan yang akan dibuat kompos juga harus cukup mengandung air. Air ini sangat dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik di dalam aktivator kompos. Bahan yang kering lebih sulit dikomposkan. Akan tetapi kandungan air yang terlalu banyak juga akan menghambat proses pengomposan. Jadi basahnya harus cukup. Bahan juga harus cukup mengandung udara. Seperti halnya air, udara dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik aktivator kompos.
Untuk melindungi kompos dari lingkungan
luar yang buruk, kompos perlu ditutup. Penutupan ini bertujuan untuk melindungi
bahan/jasad renik dari air hujan, cahaya matahari, penguapan, dan perubahan
suhu.
Bahan didiamkan selama beberapa waktu
hingga kompos matang. Lama waktu yang dibutuhkan antara 2 minggu sampai 6
minggu tergantung dari bahan yang dikomposkan. Bahan-bahan yang lunak dapat
dikomposkan dalam waktu yang singkat, 2 – 3 minggu. Bahan-bahan yang keras
membutuhkan waktu antara 4 – 6 minggu. Ciri kompos yang sudah matang adalah
bentuknya sudah berubah menjadi lebih lunak, warnanya coklat kehitaman, tidak
berbau menyengat, dan mudah dihancurkan/remah.
f.
Bagaimana
cara penggunaan kompos?
Kompos yang sudah matang dapat langsung
digunakan untuk tanaman. Tidak ada batasan baku berapa dosis kompos yang
diberikan untuk tanaman. Secara umum lebih banyak kompos memberikan hasil yang
lebih baik. Tetapi jika kompos akan digunakan untuk pembibitan atau untuk
tanaman di dalam pot/polybag, kompos harus dicampur tanah dengan perbandingan
satu bagian kompos : tiga bagian tanah.
Kompos dapat diberikan sebagai satu-satunya sumber hara tambahan atau lebih dikenal dengan istilah pertanian organik. Kompos yang diberikan sebaiknya dalam jumlah yang cukup, agar tanaman dapat tumbuh lebih baik. Kompos juga bisa diberikan bersama-sama dengan pupuk kimia buatan. Pupuk kimia dapat dikurangi sebagian dan digantikan dengan penambahan kompos.
Kompos dapat diberikan ke tanaman apa saja, mulai dari tanaman pertanian, holtikultura, perkebunan, tanaman hias, buah-buahan, sayuran, dan kehutanan. Misalnya untuk tanaman: padi sawah, padi gogo, jagung, ketela pohon, kacang, kol, kentang, karet, kopi, sawit, kakao, tebu, aglonema, gelombang cinta, mangga, akasia, dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment