BAB I PENDAHULUAN
Prospek strowberry di Indonesia cukup cerah dilihat
dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun meningkat. Dengan
semangat ramah lingkungan.
BAB II SYARAT
PERTUMBUHAN
Lama penyinaran
matahari 8 - 10 jam hari. Curah hujan berkisar 600 700 mm pertahun. Ketinggian
1200, 55 dari permukan laut. Suhu mencapai 15 0C , siang 21 – 24 0C.
CARA KERJA
-
Langkah –
langkah penyiapan bibit hiroponik
-
Riduner
-
Kating
pemotongan dari induk ponon
Serelir daritanama
·
Akar harus
dicuci dan diisi arang saham
a. PENYIAPAN
MEDIA PEMBAKARAN ARANG SEKAM MENJADI SEKAM
-
Yang utama
harus ada rumah plastik dan falang
Alat – alat
-
Tong
pencampur air , serta irigasi pompa air, pupuk.
b. PEMUPUKAN
DASAR
Taburkan pupuk
UREA 20 kg + TSP 25 kg + KCl 10 kg dan Pupuk kandang 2-3 ton dalam 1000 m2. POC
NASA disiramkan 30-60 tutup/1000 m2 ditambahkan air secukupnya. Untuk
memperoleh hasil yang lebih baik, POC NASA diganti SUPERNASA caranya yaitu 1
botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter sebagai larutan induk, kemudian ambil
50 liter air dan tambahkan 200 cc larutan induk tadi.Setelah itu siramkan ke
bedengan secara merata. 1 botol SUPERNASA bisa untuk 1000-2000 m2
c. PEMBERIAN
NATURAL GLIO
Untuk mencegah
serangan penyakit karena jamur utamanya penyakit layu tebarkan Natural GLIO
yang telah dicampur dengan pupuk kandang dan didiamkan selama seminggu. 1
kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-30 kg pupuk kandang untuk luasan
sekitar 1000 m2.
d. BIBIT SELAMA
1 BULAN
Dapat dipindah
di selid plastic, media kelembaban 70 %, bibit atau mati setelah tumbuh tambah
baru tanaman pertanaman atau pohon.
BAB III PEMBUATAN
LUBANG TANAM
Diameter lubang
± 10 cm, dengan jarak lubang 30 - 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris
berhadap-hadapan membentuk segi empat.
A. CARA
PENANAMAN
Pindahkan bibit
beserta medianya, sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di
kebun,dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag.
PENYULAMAN
Penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan
segera disiram.
PEMANGKASAN
Dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga
pertama untuk memperoleh buah yang prima.
B. PEMUPUKAN
SUSULAN
Pupuk diberikan
pada umur 1,5 - 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang
dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc/
tanaman.
BAB IV PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT
A.
HAMA
a. Kutu daun
(Chaetosiphon fragaefolii)
Bagian yang
diserang : permukaan daun bagian bawah, kuncup bunga, pucuk atau batang muda.
Gejala : pucuk atau daun keriput, keriting, kadang-kadang pembentukan daun atau
buah terhambat. Pencegahan gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR.
b. TUNGAU
(Tetranychus sp -Tarsonemus sp)
Bagian yang
diserang: daun,tangkai, dan buah. Gejala :daun bercak kuning, coklat, keriting
akhirnya daun rontok. Pencegahan PENTANA + AERO 810 atau NATURAL BVR.
c. Kumbang
penggerek bunga (Anthonomus rubi),
kumbang penggerek
akar (Othiorhychus rugosostriatus), kumbang penggerek batang (O. Sulcatus) Gejala
serangan : adanya bubuk berupa tepung pada bagian yang digereknya. Pencegahan
semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
B. PENYAKIT
a. Layu verticillium (Verticillium dahliae)
Bagian yang
diserang: mulai dari akar, daun, hingga tanaman. Gejala : daun yang terinfeksi
mula-mula berwarna kuning hingga kecoklatan, serangan berat akan mengakibatkan
kematian pada tanaman. Pengendalian : perbaikan drainase, sanitasi kebun,
gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
b. Busuk buah
matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragariae Brook) Busuk Rhizopus/ Rhizopus
spot ( Rhizopus stolonifer )
Bagian yang
diserang : buah. Gejala : RFR yang khas hanya pada buah yang masak saja dengan
buah busuk disertai massa spora berwarna merah jambu. Pada RS, buah busuk
lunak, berair, bila dipijit keluar cairan keruh. Pengendalian : musnahkan buah
yang terinfeksi, perbaiki drainase kebun, pemulsaan, rotasi tanaman, gunakan
Natural GLIO pada awal penanaman yang dicampur dengan pupuk kandang yang telah
jadi.
c. Busuk
akar ( Idriella lunata, Pythium ulmatum, Rhizoctonia solani)
Bagian yang diserang
: akar tanaman. Gejala : Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna
hitam dan busuk, sedangkanPhytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan
tanah busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia
mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah-basahan. Pengendalian : cabut dan
musnahkan tanaman yang terserang berat, tambahkan kapur untuk tanah, lakukan
rotasi tanaman, perbaikan drainase tanaman, berikan Natural GLIO pada awal
penanaman.
d. Empulur
merah (Phytophtora fragrariae)
Bagian yang
diserang : perakaran tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tudak segar bahkan
dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada
empulurnya akan tampak berwarna merah.Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat
pada kondisi drainase jelek dan masam/pH rendah. Pengendalian : perbaiki
drainase, pengapuran tanah, rotasi tanaman, gunakan bibit yang sehat dan
hindari luka mekanis pada pemeliharaan, musnahkan tanaman yang terinfeksi
berat, campurkan Natural GLIO pada awal penanaman. Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida
alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida
kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang
oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol
per tangki
C. PANEN
Tanaman
stroberi mulai berbunga pada umur 2 bulan setelah tanam. Namun pembuahan atau pembungaan pertama sebaiknya dibuang atau
dipangkas karena belum bias berproduksi
secara optimum. Setelah tanaman berumur 4 bulan mulai diarahkan untuk lebih
produktif berbunga dan berbuah.Panen dilakukan dengan dipetik atau digunting
bagian tangkai buah beserta kelopaknya, dan dilakukan secara periodik dua kali
seminggu.
BAB V PAPRIKA
Paprika 3x pemupukan, stroberi 1x sehari pembersihan dengan air murni
-
Pupuk yang dating langsung dari Bandung
-
Untuk penyarahgi kelebihan pupuk DPT
digunakan air murni 2x sehari
a.
PEMELIHARAAN
-
Pupuk organik yang datang dari produk LPB.
-
Tidak menggunakan organik untuk memenihi
pupuk kimia
-
Pengendalian secara terpadu
b.
PERLAKUAN
PENEMPATAN TANAMAN
·
Polinasi buah akan menjadi kecil
·
Pemotongan dau – daun tidak akan menjadi
bagus
·
Memotong tangkai – tangkai buah
·
Mesortir bunga untuk menjadi lebih efektif
·
Pemupukan setiap hari
BAB VI
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Hama dan penyakit adalah organisme yang menginfeksi dan merusak tanaman
sehingga dapat menurunkan hasil produksi. Infeksi hama dan penyakit yang
terjadi secara luas dapat menimbulkan kerugian besar. Oleh karena itu,
diperlukan adanya pelindungan tanaman, baik secara preventif maupun kuratif.
Pengendalian hama secara preventif
adalah tindakan untuk mencegah tumbuhnya hama dan penyakit. Pengendalian hama
secara preventif dapat dilakukan dengan pengolahan tanah secara intensif,
pengaturan jarak tanam yang tepat, penanaman tepat pada waktunya, sistem
pengairan yang baik, penggunaan air yang sehat, penanaman jenis yang resisten
dan sehat, penyiangan, pembuatan saluran drainase yang baik supaya bagian
tanaman yang terinfeksi tanah, pemangkasan cabang dan daun, penanaman tanaman
perangkap dan pergiliran tanaman.
Pengendalian hama dan penyakit secara
kuratif adalah mengobati tanaman yang telah terinfeksi. Pengendalian hama dan
penyakit secara kuratif dapat dilakukan dengan cara pemangkasan bagian tanaman
yang terinfeksi, penyemprotan dengan obat kimia, penggenangan sesaat,
penyebaran musuh-musuh alami dan secara manual menangkap hama dan membunuhnya.
1)
Thrips
Serangga ini menyerang paprika
terutama pada bagian pucuk tanaman yaitu bunga dan daun muda sehingga daun
menjadi kekuningan, keriting dan mengkerut. Bentuk bunga tidak normal atau
gugur dan jika menyerang buah akan mengkerut dan terjadi bercak cokelat. Pengendalian
hama dan penyakit dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara mekanik dan secara
kimiawi. Pengendalian hama secara mekanik yaitu dengan menggunakan perangkap
yang berwarna kuning yang telah diolesi dengan lem. Hal ini dimaksudkan karena
pada umumnya serangga lebih menyukai sesuatu yang berwarna kuning. Pengendalian
yang kedua adalah dengan bahan kimia yaitu dengan menggunakan curacron yang
dilakukan sekali dalam seminggu dengan dosis 0,5 ml/l air.
2)
Belalang
Serangga jenis ini aktif menyerang
pada tanaman dari sejak transplanting hingga tanaman berusia ± 2 minggu setelah
transplanting. Pengendalian hama berupa serangga ini dilakukan secara mekanis
dengan menggunakan gelas plastik bekas air mineral yang telah dilubangi bagian
bawahnya.
3)
Lalat Buah
Hama lalat buah menyerang buah
paprika yang masih muda maupun buah yang sudah tua. Buah muda yang terserang
akan terganggu pertumbuhannya dan gugur sebelum masak. Buah masak yang
terinfeksi tidak menjadi bewarna merah, tetapi menjadi kehitam-hitaman dan
mengeras. Pengendalian hama lalat buah ini menggunakan perangkap yang berwarna
kuning dan telah diolesi dengan perekat yang terdiri dari methil eugenol dan
insektisida, yang diganti setiap satu bulan.
4)
Penyakit Mozaik
Penyakit Mozaik disebabkan
oleh virus. Tanaman paprika yang terinfeksi virus mozaik menunjukkan
gejala daun berukuran kecil, menyempit dan keriting, warna daun menjadi
berbelang-belang hijau muda dan kuning, lama-kelamaan menjadi coklat dan
akhirnya tanaman akan mati. Infeksi yang tejadi pada tanaman yang masih muda
menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat (tanaman kerdil). Infeksi yang
terjadi pada tanaman dewasa yang sudah berubah menyebabkan timbulnya
bercak-bercak pada buah, buah yang dihasilkan kecil-kecil dan bentuk buah tidak
normal.
A.
CARA
KERJA
Pemanenan buah paprika dilakkan
dengan cara memetik buah beserta tangkainya, dengan menggunakan gunting potong.
Panen dilakuakan dengan menggunakan gunting pangkas yang terbuat dari stainless
steel. Hal ini dimaksudkan penggunaan gunting yang terbuat dari stainless
steel tidak mudah berkarat dan relatif mudah disterilkan untuk
pemakaian berikutnya
Tangkai buah diusahakan agar tidak
lepas dari buahnya. Buah yang dipetik tanpa tangkai buahnya akan mudah
terinfeksi oleh patogen atau terserang penyakit selama penyimpanan. Pemetikan
harus dilakkan secara cermat dan hati-hati agar tidak merusak daun dan
ranting-ranting muda.
Buah paprika yang sudah dipetik
dimasukkan ke dalam wadah pengumpulan. Hasil panen ini kemudian ditempatkan di
tempat yang teduh supaya tidak terkana cahaya matahari secara langsung. Cahaya
matahari dapat mempercepat proses penguapan sehingga paprika mengering,
keriput, dan layu.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Pak man
Suteja –> pemilik kebun di garokton
Ø Pak Wayan
wiratmaja -> fisiologi tanaman
Ø Pak wijana
-> TBI