Wednesday 31 July 2013

Pengertian Cahaya


Pengertian Cahaya
           Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm.[1] Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak.
Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern.
Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang, polarisasi dan fasa cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi. Masing-masing studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris (en:geometrical optics) dan optika fisis (en:physical optics).
Pada puncak optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik dan memicu serangkaian penemuan dan pemikiran, sejak tahun 1838 oleh Michael Faraday dengan penemuan sinar katoda, tahun 1859 dengan teori radiasi massa hitam oleh Gustav Kirchhoff, tahun 1877 Ludwig Boltzmann mengatakan bahwa status energi sistem fisik dapat menjadi diskrit, teori kuantum sebagai model dari teori radiasi massa hitam oleh Max Planck pada tahun 1899 dengan hipotesa bahwa energi yang teradiasi dan terserap dapat terbagi menjadi jumlahan diskrit yang disebut elemen energi, E. Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat percobaan efek fotoelektrik, cahaya yang menyinari atom mengeksitasi elektron untuk melejit keluar dari orbitnya. Pada pada tahun 1924 percobaan oleh Louis de Broglie menunjukkan elektron mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang, hingga tercetus teori dualitas partikel-gelombang.
Gelombang elektromagnetik dapat digambarkan sebagai dua buah gelombang yang merambat secara transversal pada dua buah bidang tegak lurus yaitu medan magnetik dan medan listrik. Merambatnya gelombang magnet akan mendorong gelombang listrik, dan sebaliknya, saat merambat, gelombang listrik akan mendorong gelombang magnet. Diagram di atas menunjukkan gelombang cahaya yang merambat dari kiri ke kanan dengan medan listrik pada bidang vertikal dan medan magnet pada bidang horizontal.

Onde electromagnetique.svg

Energi Cahaya


Pengertian Energi Cahaya
          Cahaya merupakan energi yang menyertai dari proses perpindahan elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah (kembalinya elektron yang sudah tereksitasi ke tempatnya semula).
Elektron tersebut berada dalam keadaan tereksitasi karena diberikan energi (misalnya
energi panas). Untuk kembali ke keadaan awalnya energi tersebut harus dilepaskan kembali (dilepaskan dalam bentuk energi cahaya). Sinar LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) mempunyai karakteristik tersendiri: monokromatik (satu panjang gelombang yang spesifik), koheren (pada frekuensi yang sama), dan menuju satu arah yang sama sehingga cahayanya menjadi sangat kuat, terkonsentrasi, dan terkoordinir dengan baik. Cahaya biasa (bukan sinar laser) memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda, dengan frekuensi berbeda-beda pula (incoherent light) sehingga cahayanya termasuk cahaya yang lemah.
Energi cahaya dapat menolong kita untuk melihat benda. Mata dapat mendeteksi adanya energi cahaya.
Contoh benda-benda yang mempunyai energi cahaya antara lain:
• Cahaya matahari
• Cahaya bintang
• Cahaya lampu senter
• Cahaya lampu listrik
• Cahaya las karbit
         Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Pendefinisian lain, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Rentang gelombang elektromagnet sangat luas dari yang tampak oleh mata dan tidak tampak. Cahaya adalah rentang gelombang elektromagnet pada rentang cahaya tampak. Besarnya energy elektromagnet atau cahaya ini adalah, E = hf  h = konsatanta planck f = frekuensi gelombang cahaya Menurut fisika cahaya memiliki sifat mendua, di satu sisi merupakan gelombang elektro magnet, disisi lain merupakan aliran photon. Keduanya dianggap tak memiliki massa.
Menurut Teori Minimaliss cahaya merupakan fenomena transien, transisi dari energi semu (pra clear energy ke physical energy, oleh karena itu cahaya dinamakan symetrical trans wave (disingkat ETW) yang dapat memunculkan photon sebagai konsekensi berosilasi disekitar E=0, Kecepatannya dalam ruang hampa materi adalah c = 299.792.458 meter/detik. 
Cahaya sanggup bergerak sendiri karena jumlah energinya E# 0 dan massanya m= 0. Ini dapat dijelaskan dengan Formula Supernatural Modern E = - x + y. Jika x # y maka jumlah x + y pasti tak sama dengan nol hingga jumlah energinya E # 0 dan menyebabkan cahaya tak memiliki massa tetapi memiliki energi transien . Pada saat E = 0, pasti x = y = q, dimana q adalah quanta atau quantum yang memiliki massa. Untuk menggerakkan massa dibutuhkan energi fisika, karena quantanya nol akibat semua energinya terkonsentrasi menjadi massa. Materi yang memiliki massa memerlukan energi luar untuk dapat bergerak.. Setiap materi bermasa jumlah energinya = 0 hingga tak mungkin bergerak jika tak diberikan energi dari luar atau pecah sendiri akibat ketiadaan internal energy. Lain halnya cahaya yang massanya nol dan jumlah energinya justru tak sama dengan nol sanggup bergerak sendiri cukup dengan energi transien, tak membutuhkan energi fisika. Jadi menurut TM energi yang menggerakkan cahaya bukanlah energi fisika melainkan energi transien. Tertarik? Pelajari Teori Minimalis lewat

ATMOSFER BUMI


ATMOSFER BUMI
          Pengertian Atmosfer , Atmosfir adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa.
Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut.  Atmosfer  sangat melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam.
75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet,  Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
 LAPISAN ATMOSFER
Atmosfer mempunyai 4 (empat) lapisan yaitu:
  1. STRATOSFER  (10-30 Km)
  2. MESOSFER       (30-50 Km)
  3. TERMOSFER    (50-400Km)
  4. EXOSFER          (> 400 Km)
A.      STRATOSFER (10-30 Km)
Ø  Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu sekitar -57° C. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu. Awan tinggi jenis ''cirrus'' kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
Ø  Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon (O) yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18° C pada ketinggian sekitar 40 km (dT/dz > 0 Inversi suhu). Lapisan ''stratopause'' memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya
Ø  (dT/dz = 0 Isotermal).
B.      MESOSFER (30-50 Km)
Ø  Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar -143° C di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi (dT/dz < 0 Lapse rate)
Ø  Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan ''noctilucent'', yang terbentuk dari kristal es.
C.      TERMOSFER (> 400 Km)
Ø  Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982° C (dT/dz > 0 Inversi suhu).
Ø  Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio.
D.     EXOSFER
Ø  Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari  yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal
TROPOSFER
         Lapisan ini berada pada level yang paling rendah, di mana campuran gas-gasnya adalah yang paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Di lapisan ini kehidupan juga terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 Km dari permukaan tanah).
         Di dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari terjadi.
         Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara.

         Biasanya, jika ketinggian bertambah, maka suhu udara akan berkurang (dT/dz <0   Lapse rate)

SABDA SRI KRISHNA



SABDA SRI KRISHNA
               Dalam Bhagavad Gita 4.9 Sri Krishna bersabda: “jamna karma ca me divyam evam yo vetti tattvatah tyaktva deham punar jamna naiti mam eti so ‘rjuna’, Orang yang mengenal sifat rohani, kelahiran dan kegiatan-Ku, tidak akan dilahirkan lagi di dunia material ini setelah meninggalkan badan, melainkan ia mencapai tempat tinggal-Ku yang kekal, wahai Arjuna”. Hal yang berkaitan juga ditegaskan dalam Svetasvatara Upanisad 3.8 yang menyebutkan; “tam eva viditvati mrtyum eti nanyah pantha vidyate ‘yanaya, Seseorang dapat mencapai tingkat pembebasan sempurna dari kelahiran dan kematian hanya dengan mengenal Tuhan, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada cara lain lagi untuk mencapai kesempurnaan ini”. Jadi pembebasan dari ikatan kelahiran dan kematian ini hanya dapat dilepas dengan mengenal sifat rohani dan kegiatan Tuhan Yang Maha Esa.  Purusa-bodhini Upanisad menegaskan bahwa Tuhan Sri Krishna memiliki perwujudan rohani yang tidak terbatas yang bersifat kekal dan selalu sibuk dalam hubungan cinta bhakti yang murni kepada penyembahnya (eko devo nitya-l?l?nurakto bhakta-vy?p? h?dy antar-?tm?). Kenyataan ini juga diakui oleh dewa Brahma sebagaimana dituliskan dalam pustaka suci Brahma Samhita 5.33; “advaitam acyutam an?dim ananta-r?pam ?dya? pur??a-puru?a? nava-yauvana? ca vede?u durlabham adurlabham ?tma-bhaktau govindam ?di-puru?a? tam aha? bhaj?mi”. Sri Jaghanatha adalah salah satu aspek perwujudan Beliau yang abstak sebagai penguasa jagat raya ini. Wujud Jaganatha yang abstrak juga melukiskan bahwa Tuhan adalah Ia yang berada dibalik segala konsep pemikiran dan persepsi duniawi. Karena itu festival Ratra Yatra adalah salah satu proses dalam usaha mengenang dan mengerti lila kegiatan rohani Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna di alam material ini sehingga diharapkan lambat laun kita akan terserap dalam cinta kasih rohani yang murni kepada Tuhan dan lepas dari cengkraman maya di dunia material ini.

            Sebagaimana dikisahkan dalam epos Mahabharata, menjelang dimulainya perang besar keluarga Bharata, Sri Krishna bersama kakak-Nya Sri Baladeva dan adik-Nya Subadra devi berangkat dari Dvaraka menuju Kuruksetra untuk menghadiri perang besar tersebut. Ditengah perjalanan mereka berjumpa dengan para penduduk Vrindavan yang sangat merindukan-Nya karena sudah terlalu lama berpisah. Kecintaan mereka yang sangat kepada Krishna membuat Ibu Yasoda, Nanda Maharaj, para kerabat sepermainan-Nya waktu kecil, para gopi dan segenap penduduk Vrindavan menyambut kereta mereka dengan penuh suka cita. Mereka semua berebutan ikut menarik dan mendorong kereta tersebut sambil mengagung-agungkan nama-nama Sri Krishna.
Berawal dari peristiwa heroik yang penuh dengan tangis cinta kasih kebahagiaan rohani itu, akhirnya secara turun-temurun selalu diadakan kegiatan serupa untuk mengenang kejadian yang telah berlangsung sekitar 5000 tahun yang lalu tersebut. Pada awalnya kegiatan yang dikenal dengan disebut festival Jananatha Ratra Yatra ini hanya dilaksanakan di daerah yang sekarang dikenal sebagai Puri, di negara bagian Orissa, India yaitu di sekitar kuil Jaganatha (Sri Krishna) terbesar di kota itu. Festival ini adalah salah satu festival Hindu terbesar yang dihadiri oleh jutaan orang dari berbagai belahan dunia.


contoh laporan praktikum agroekoteknologi 2 (studi lapangan)

BAB I PENDAHULUAN
           Prospek  strowberry di Indonesia cukup cerah dilihat dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun meningkat. Dengan semangat ramah lingkungan.
BAB II SYARAT PERTUMBUHAN
           Lama penyinaran matahari 8 - 10 jam hari. Curah hujan berkisar 600 700 mm pertahun. Ketinggian 1200, 55 dari permukan laut. Suhu mencapai 15 0C , siang 21 – 24 0C.
CARA KERJA
-          Langkah – langkah penyiapan bibit hiroponik
-          Riduner
-          Kating pemotongan dari induk ponon
Serelir daritanama
·         Akar harus dicuci dan diisi arang saham
a.      PENYIAPAN MEDIA PEMBAKARAN ARANG SEKAM MENJADI SEKAM
-        Yang utama harus ada rumah plastik dan falang
Alat – alat
-        Tong pencampur air , serta irigasi pompa air, pupuk.
b.     PEMUPUKAN DASAR
           Taburkan pupuk UREA 20 kg + TSP 25 kg + KCl 10 kg dan Pupuk kandang 2-3 ton dalam 1000 m2. POC NASA disiramkan 30-60 tutup/1000 m2 ditambahkan air secukupnya. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, POC NASA diganti SUPERNASA caranya yaitu 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter sebagai larutan induk, kemudian ambil 50 liter air dan tambahkan 200 cc larutan induk tadi.Setelah itu siramkan ke bedengan secara merata. 1 botol SUPERNASA bisa untuk 1000-2000 m2
c.      PEMBERIAN NATURAL GLIO
           Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur utamanya penyakit layu tebarkan Natural GLIO yang telah dicampur dengan pupuk kandang dan didiamkan selama seminggu. 1 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-30 kg pupuk kandang untuk luasan sekitar 1000 m2.
d.     BIBIT SELAMA 1 BULAN
            Dapat dipindah di selid plastic, media kelembaban 70 %, bibit atau mati setelah tumbuh tambah baru tanaman pertanaman atau pohon.
BAB III PEMBUATAN LUBANG TANAM
            Diameter lubang ± 10 cm, dengan jarak lubang 30 - 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat.
A.     CARA PENANAMAN
         Pindahkan bibit beserta medianya, sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun,dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag.
PENYULAMAN
        Penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan segera disiram.
PEMANGKASAN
          Dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga pertama untuk memperoleh buah yang prima.
B.     PEMUPUKAN SUSULAN
          Pupuk diberikan pada umur 1,5 - 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc/ tanaman.
BAB IV PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
A.     HAMA  
a.      Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii)
         Bagian yang diserang : permukaan daun bagian bawah, kuncup bunga, pucuk atau batang muda. Gejala : pucuk atau daun keriput, keriting, kadang-kadang pembentukan daun atau buah terhambat. Pencegahan gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR.

b. TUNGAU (Tetranychus sp -Tarsonemus sp)
        Bagian yang diserang: daun,tangkai, dan buah. Gejala :daun bercak kuning, coklat, keriting akhirnya daun rontok. Pencegahan PENTANA + AERO 810 atau NATURAL BVR.

c. Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi),
          kumbang penggerek akar (Othiorhychus rugosostriatus), kumbang penggerek batang (O. Sulcatus) Gejala serangan : adanya bubuk berupa tepung pada bagian yang digereknya. Pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.

B.     PENYAKIT
a. Layu verticillium (Verticillium dahliae)
         Bagian yang diserang: mulai dari akar, daun, hingga tanaman. Gejala : daun yang terinfeksi mula-mula berwarna kuning hingga kecoklatan, serangan berat akan mengakibatkan kematian pada tanaman. Pengendalian : perbaikan drainase, sanitasi kebun, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
b.     Busuk buah matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragariae Brook) Busuk Rhizopus/ Rhizopus spot ( Rhizopus stolonifer )
          Bagian yang diserang : buah. Gejala : RFR yang khas hanya pada buah yang masak saja dengan buah busuk disertai massa spora berwarna merah jambu. Pada RS, buah busuk lunak, berair, bila dipijit keluar cairan keruh. Pengendalian : musnahkan buah yang terinfeksi, perbaiki drainase kebun, pemulsaan, rotasi tanaman, gunakan Natural GLIO pada awal penanaman yang dicampur dengan pupuk kandang yang telah jadi.

c. Busuk akar ( Idriella lunata, Pythium ulmatum, Rhizoctonia solani)
        Bagian yang diserang : akar tanaman. Gejala : Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna hitam dan busuk, sedangkanPhytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah-basahan. Pengendalian : cabut dan musnahkan tanaman yang terserang berat, tambahkan kapur untuk tanah, lakukan rotasi tanaman, perbaikan drainase tanaman, berikan Natural GLIO pada awal penanaman.

d. Empulur merah (Phytophtora fragrariae)
         Bagian yang diserang : perakaran tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tudak segar bahkan dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak berwarna merah.Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase jelek dan masam/pH rendah. Pengendalian : perbaiki drainase, pengapuran tanah, rotasi tanaman, gunakan bibit yang sehat dan hindari luka mekanis pada pemeliharaan, musnahkan tanaman yang terinfeksi berat, campurkan Natural GLIO pada awal penanaman. Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki

C. PANEN
      Tanaman stroberi mulai berbunga pada umur 2 bulan setelah tanam. Namun pembuahan atau  pembungaan pertama sebaiknya dibuang atau dipangkas karena belum bias  berproduksi secara optimum. Setelah tanaman berumur 4 bulan mulai diarahkan untuk lebih produktif berbunga dan berbuah.Panen dilakukan dengan dipetik atau digunting bagian tangkai buah beserta kelopaknya, dan dilakukan secara periodik dua kali seminggu.
BAB V PAPRIKA
Paprika 3x pemupukan, stroberi 1x sehari  pembersihan dengan air murni
-        Pupuk yang dating langsung dari Bandung
-        Untuk penyarahgi kelebihan pupuk DPT digunakan air murni 2x sehari
a.      PEMELIHARAAN
-        Pupuk organik yang datang dari produk LPB.
-        Tidak menggunakan organik untuk memenihi pupuk kimia
-        Pengendalian secara terpadu
b.     PERLAKUAN PENEMPATAN TANAMAN
·         Polinasi buah akan menjadi kecil
·         Pemotongan dau – daun tidak akan menjadi bagus
·         Memotong tangkai – tangkai buah
·         Mesortir bunga untuk menjadi lebih efektif
·         Pemupukan setiap hari
BAB VI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
         Hama dan penyakit adalah organisme yang menginfeksi dan merusak tanaman sehingga dapat menurunkan hasil produksi. Infeksi hama dan penyakit yang terjadi secara luas dapat menimbulkan kerugian besar. Oleh karena itu, diperlukan adanya pelindungan tanaman, baik secara preventif maupun kuratif.
Pengendalian hama secara preventif adalah tindakan untuk mencegah tumbuhnya hama dan penyakit. Pengendalian hama secara preventif dapat dilakukan dengan pengolahan tanah secara intensif, pengaturan jarak tanam yang tepat, penanaman tepat pada waktunya, sistem pengairan yang baik, penggunaan air yang sehat, penanaman jenis yang resisten dan sehat, penyiangan, pembuatan saluran drainase yang baik supaya bagian tanaman yang terinfeksi tanah, pemangkasan cabang dan daun, penanaman tanaman perangkap dan pergiliran tanaman.
Pengendalian hama dan penyakit secara kuratif adalah mengobati tanaman yang telah terinfeksi. Pengendalian hama dan penyakit secara kuratif dapat dilakukan dengan cara pemangkasan bagian tanaman yang terinfeksi, penyemprotan dengan obat kimia, penggenangan sesaat, penyebaran musuh-musuh alami dan secara manual menangkap hama dan membunuhnya.
1)   Thrips
            Serangga ini menyerang paprika terutama pada bagian pucuk tanaman yaitu bunga dan daun muda sehingga daun menjadi kekuningan, keriting dan mengkerut. Bentuk bunga tidak normal atau gugur dan jika menyerang buah akan mengkerut dan terjadi bercak cokelat. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara mekanik dan secara kimiawi. Pengendalian hama secara mekanik yaitu dengan menggunakan perangkap yang berwarna kuning yang telah diolesi dengan lem. Hal ini dimaksudkan karena pada umumnya serangga lebih menyukai sesuatu yang berwarna kuning. Pengendalian yang kedua adalah dengan bahan kimia yaitu dengan menggunakan curacron yang dilakukan sekali dalam seminggu dengan dosis 0,5 ml/l air.
2)     Belalang
            Serangga jenis ini aktif menyerang pada tanaman dari sejak transplanting hingga tanaman berusia ± 2 minggu setelah transplanting. Pengendalian hama berupa serangga ini dilakukan secara mekanis dengan menggunakan gelas plastik bekas air mineral yang telah dilubangi bagian bawahnya.
3)     Lalat Buah
            Hama lalat buah menyerang buah paprika yang masih muda maupun buah yang sudah tua. Buah muda yang terserang akan terganggu pertumbuhannya dan gugur sebelum masak. Buah masak yang terinfeksi tidak menjadi bewarna merah, tetapi menjadi kehitam-hitaman dan mengeras. Pengendalian hama lalat buah ini menggunakan perangkap yang berwarna kuning dan telah diolesi dengan perekat yang terdiri dari methil eugenol dan insektisida, yang diganti setiap satu bulan.
4)     Penyakit Mozaik
             Penyakit Mozaik disebabkan oleh virus. Tanaman paprika yang terinfeksi virus mozaik menunjukkan gejala daun berukuran kecil, menyempit dan keriting, warna daun menjadi berbelang-belang hijau muda dan kuning,  lama-kelamaan menjadi coklat dan akhirnya tanaman akan mati. Infeksi yang tejadi pada tanaman yang masih muda menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat (tanaman kerdil). Infeksi yang terjadi pada tanaman dewasa yang sudah berubah menyebabkan timbulnya bercak-bercak pada buah, buah yang dihasilkan kecil-kecil dan bentuk buah tidak normal.
A.     CARA KERJA
             Pemanenan buah paprika dilakkan dengan cara memetik buah beserta tangkainya, dengan menggunakan gunting potong. Panen dilakuakan dengan menggunakan gunting pangkas yang terbuat dari stainless steel. Hal ini dimaksudkan penggunaan gunting yang terbuat dari stainless steel tidak mudah berkarat dan relatif mudah  disterilkan untuk pemakaian berikutnya
Tangkai buah diusahakan agar tidak lepas dari buahnya. Buah yang dipetik tanpa tangkai buahnya akan mudah terinfeksi oleh patogen atau terserang penyakit selama penyimpanan. Pemetikan harus dilakkan secara cermat dan hati-hati agar tidak merusak daun dan ranting-ranting muda.
Buah paprika yang sudah dipetik dimasukkan ke dalam wadah pengumpulan. Hasil panen ini kemudian ditempatkan di tempat yang teduh supaya tidak terkana cahaya matahari secara langsung. Cahaya matahari dapat mempercepat proses penguapan sehingga paprika mengering, keriput, dan layu.



DAFTAR PUSTAKA
Ø  Pak man Suteja –> pemilik kebun di garokton
Ø  Pak Wayan wiratmaja -> fisiologi tanaman

Ø  Pak wijana -> TBI